Sejak penggabungan Air France-KLM pada tahun 2004 silam, grup maskapai penerbangan ini tercatat sebagai yang terbesar di Eropa – dan ‘gelar’ itu masih tersemat hingga tahun lalu. Namun kini gelar maskapai terbesar di Eropa tersebut sudah diambil alih oleh maskapai asal Negeri Bavaria, Lufthansa.
Baca Juga: Lufthansa – Jadi Operator Boeing 747-8 Hingga Konsumen Caviar Terbesar di Dunia
Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa Lufthansa telah melewati tahun 2018 dengan predikat sangat baik. Ini tidak bisa terlepas dari pengambil-alihan sejumlah perusahaan penerbangan yang pada akhirnya membuat maskapai ini berhasil menyalip Air France-KLM, grup penerbangan Franco-Dutch tersebut dalam menyabet predikat sebagai maskapai penerbangan terbesar di Eropa.
Sudah sekira 14 tahun sejak Air France-KLM mempertahankan gelar sebagai maskapai terbesar di Eropa, pada akhirnya mereka harus mengakui bahwa Lufthansa, maskapai yang pada tahun 2017 silam tercatat memperkerjakan 129.424 pekerja ini berhasil menyabet gelar sebagai maskapai terbesar di Eropa – dengan catatan impresif, menerbangkan kurang lebih 142 juta penumpang di tahun 2018 kemarin.
Namun perbandingan antara Air France-KLM dan Lufthansa ini akan semakin terlihat timpang pada tahun 2019, karena ada patokan nilai ukur yang dinamakan Revenue Passenger Kilometers (RPK). Tidak diragukan lagi, pertumbuhan Lufthansa sebagai maskapai terbesar di Eropa ini tidak lepas dari konflik internal yang terjadi di dalam tubuh Air France-KLM. Ya, perubahan manajemen di dalam tubuh maskapai yang berbasis di Tremblay-en-France ini membuat pendapatan mereka turun 81,6 persen di paruh pertama tahun 2019.
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman simpleflying.com (14/1/2019), kekhawatiran Air France-KLM untuk kembali merebut titel sebagai maskapi terbesar di Eropa ternyata bertambah besar manakala perusahaan penerbangan Anglo-Spanish yang berbasis di London, International Airlines Group (IAG) menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di tahun 2018 kemarin. IAG terdiri dari maskapai-maskapai besar, seperti British Aiways, Iberia, Aer Lingus, Level, Vueling dan Anisec.
Sebagaimana yang dapat Anda lihat pada diagram di atas, IAG terus menunjukkan tren positif terhitung sejak tahun 2014 silam – bahkan sempat mengungguli Lufthansa pada tahun 2015 dan 2015. Di tahun 2018, Lufthansa berhasil mengungguli 0,2 persen dari Air France-KLM dan IAG dalam hal RPK. Ya, persaingan tiga maskapai ini diprediksi akan semakin memanas di tahun 2019.
Pertumbuhan Lufthansa sebagai maskapai terbesar di Eropa dari segi jumlah angkut penumpang ini tidak lepas dari peran anak perusahaan mereka yang bergerak di sektor Low Cost Carrier (LCC), Eurowings. Di tahun 2018, Eurowings menyumbang rata-rata 18 persen pendapatan perusahaan. Belum lagi ekspansi besar-besaran yang dilakukan oleh Lufthansa, dimana itu juga memberikan sumbangsih besar dalam pencapaiannya ini.
Khusus untuk Lufthansa, mereka telah menyiapkan sejumlah rencana strategis agar bisa mempertahankan titel yang kini bersandar di perusahaan – seperti membuka rute baru ke Austin, Texas dan Bangkok hingga penambahan 27 armada Airbus A320 baru.
Terlepas dari itu setiap rencana yang akan diterapkan oleh tiga maskapai ini, akankah Lufthansa berhasil mempertahankan gelar sebagai maskapai terbesar di Eropa pada tahun 2019 ini?