Mungkin sebagian dari Anda masih ingat dengan DeNa, sebuah perusahaan teknologi yang berfokus pada e-commerce dan entertain yang sempat terbentur masalah regulasi dalam upayanya untuk merilis bus otonom pada pertengahan tahun 2017 silam. Kini perusahaan yang berbasis di Tokyo, Jepang tersebut dikabarkan baru saja menyelesaikan campaign yang bertujuan untuk mengejar ketertinggalan mereka dengan perusahaan sejenis di negara penghasil komik manga tersebut.
Baca Juga: Hadirkan Bus Otonom, DeNA Terbentur Regulasi Tentang Bangku Pengemudi
Sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman asia.nikkei.com (6/12/2018), perusahaan ini menyediakan sejumlah armada yang dapat digunakan oleh penumpang secara cuma-cuma alias gratis dalam periode waktu dan wilayah tertentu. Tidak berdiri sendiri, sebanyak 50 armada cab-hailing milik DeNA yang dikerahkan untuk mengoperasikan campaign ini berbalut ‘livery’ dari sponsor mereka, yaitu Nissin Foods Holdings.
Untuk ongkos yang seharusnya dikenakan kepada penumpang nantinya akan dibayar oleh pihak DeNa dan Nissin Foods Holdings sendiri. Seperti yang sudah disebutkan di atas, wilayah penjemputan taksi berbalut iklan mie instan ini hanya berada di sekitar pusat kota Tokyo namun dapat mengantarkan penumpang hingga ke lebih dari 23 kota besar di Jepang.
Sejak diberlakukannya pelarangan terhadap kendaraan pribadi yang digunakan untuk layanan ride-hailing, makin banyak perusahaan yang berusaha untuk mencari langkah inovatif guna meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi di jalanan.
Campaign ini sendiri tidak berhenti sampai di sini. DeNa diketahui tengah mematangkan beberapa konsep mereka, seperti menjalin kerja sama baru dengan berbagai sponsor, pengaturan armada jika ada seseorang yang telah mereservasi restoran, hingga sinkronisasi dengan jadwal bepergian para pengguna jasanya.
“Campaign ini dapat menghubungkan orang-orang yang jarang sekali menggunakan fasilitas taksi,” ujar Hiroshi Nakajima, Kepala Bisnis Otomotif DeNa.
“Selain itu, operator taksi juga dapat mengharapkan sumber pendapatan yang dapat diandalkan,” imbuh Hiroshi.
Sistematika dari layanan taksi gratis ini seyogyanya sama persis dengan layanan ride-hailing lain, dimana penumpang hanya perlu menentukan titik penjemputan, memilih lokasi tujuan, dan segala informasi yang terkait dengan perjalanan tersebut akan terpampang di aplikasi yang harus terlebih dahulu dimiliki oleh penumpang.
Baca Juga: Sering Tertukar, Ini Dia Perbedaan Antara Ride-Sharing dan Ride-Hailing
Rencananya, pada paruh kedua tahun 2019, DeNA akan menampilkan sejumlah fitur baru yang ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan dan pengalaman penumpang selama berkendara, seperti rute terbaik yang dapat ditempuh.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, layanan ride-hailing atau ride-sharing merupakan moda transportasi first and last mile yang dapat diandalkan penumpang sebagai moda pengumpan untuk moda transportasi berbasis massal. Namun dengan dilarangnya pengoperasian dari moda jenis ini di Jepang, maka wajar saja jika banyak perusahaan layanan transportasi yang mengupayakan untuk tetap memberikan layanan prima kepada para penumpangnya.