Kendati masih ada waktu sekitar kurang lebih tiga bulan menjelang masa pengoperasian perdananya pada Maret 2019, namun PT MRT Jakarta (PT MRTJ) terus melakukan penguatan fondasi, salah satunya dengan cara berkolaborasi dengan salah satu moda transportasi berbasis massal, TransJakarta. Penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh kedua perusahaan penyedia jasa layanan transportasi ini turut dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Agung Wicaksono, dan Direktur Utama PT MRTJ William Sabandar.
Baca Juga: Palyja Rencanakan Pasang Drinking Fountain di 3 Stasiun Besar MRT Jakarta
Studi integrasi transportasi antarmoda ini sendiri diharapkan dapat saling melengkapi kekurangan dari masing-masing moda transportasi berbasis massal yang selama ini terkesan agak sulit dijangkau karena lokasinya yang belum tersebar secara merata.
“Studi integrasi transportasi antarmoda, TransJakarta itu first mile dan last mile. Sedangkan MRT Jakarta adalah backbone. Saling melengkapi,” ujar Agung Wicaksono selaku Direktur Utama dari PT Transportasi Jakarta, ditemui KabarPenumpang.com pada Jumat (23/11/2018).
Pada kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengutarakan bahwa salah satu harapan dari program Pemerintah ini adalah untuk melakukan ekspansi jangkauan.
“Namun tetap tidak mengesampingkan faktor keamanan, kenyamanan, dan juga keterjangkauan,” ucap Anies dalam sambutannya.
“Integrasi ini adalah untuk seluruh warga Jakarta, kami ingin semua warga Jakarta bisa naik transportasi umum berbasis massal, dan itu bisa tercapai salah satunya dengan cara melakukan integrasi,” tandas mantan Menteri Pendidikan ini.
Jika studi ini berhasil, lanjut Anies, masih ada tahapan kesenyawaan yang menandakan integrasi ini sudah berhasil dilaksanakan. “Jadi antarmoda itu seperti sudah tidak ada bedanya, karena antarmoda sudah senyawa tadi,” imbuh Anies.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRTJ William Sabandar mengatakan bahwa ada beragam kemungkinan yang tercipta dari hasil studi ini, salah satunya adalah terciptanya satu stasiun besar yang mencakup beberapa moda transportasi berbasis massal.
“Ya, itu yang akan kita lihat. Tapi sesuai dengan arahan Pak Gubernur bahwa di setiap 500 meter itu harus ada stasiun penghubung antarmoda,” papar William.
Baca Juga: Saat MRT Jakarta Beroperasi, Pemprov DKI Akan Operasikan Electronic Road Pricing
“Ini kan baru tanda tangan, jadi untuk ke depannya akan kita lihat kembali perkembangannya seperti apa, dan tentu saja kami akan mengupayakan yang terbaik,” tandasnya.
Pada kesempatan itu pula, William menyebutkan bahwa soal interkoneksi stasiun dengan gedung-gedung di sekitar stasiun MRT Jakarta sudah mulai berjalan. “Salah satunya dengan gedung UOB,” terangnya.