Sebanyak 60 orang tewas setelah sebuah kereta melaju melalui masyarakat yang tengah berkumpul untuk menyaksikan kembang api selama festival Hindu di India utara, Jumat kemarin. Saat insiden tersebut dikatakan masyarakat tidak mendengar peringatan adanya kereta api yang akan melaju karena ditenggelamkan oleh suara kembang api.
Baca juga: Dalam 5 Tahun, Kejahatan di Kereta Api India Meningkat Hingga 500 Persen!
Masyarakat ini diketahui berkumpul di rel kereta api di kota Amritsar negara bagian Punjab untuk menyaksikan pertunjukan kembang api yang menandai festival Dussehra. Seorang pejabat kepolisian mengatakan, ada banyak suara ketika kembang api dinyalakan dan korban tidak mendengar kereta yang mendekat.
“Ada sekitar 60 orang tewas, prioritas sekarang adalah membawa yang terluka ke rumah sakit,” ujar Komisaris Polisi kota Amritsar, S. S. Srivastava yang dikutip KabarPenumpang.com dari AFP (21/10/2018).
Kepala petugas medis Amritsar, Hareep Singh mengatakan, 59 orang dikonfirmasi meninggal, 90 orang terluka dan tujuh lainnya kritis. Hareep mengatakan, saat ini baru 25 jenazah yang sudah diidentifikasi karena banyak bagian tubuh yang terpotong-potong dan masih dilakukan identifikasi lanjutan. Karena hal ini, masyarakat yang kehilangan keluarga marah dan melakukan unjuk rasa dan mengecam pemerintah negara bagian Punjab dan menuntut tindakan masinis kereta.
Pihak kepolisian mengatakan, masinis tersebut mengaku tidak melihat apapun sampai detik terakhir sebab dia telah melewati tikungan yang gelap karena asap kembang api. Polisi India menambahkan, mereka telah memberi izin untuk pertunjukan festival kembang api tahunan Dussehra tetapi, penyelenggara belum mendapat persetujuan dari kota, departemen kesehatan dan brigade pemadam kebakaran.
Selain itu, Indian Railways juga mengatakan, mereka tidak mendapat informasi tentang adanya perayaan itu, meskipun penduduk setempat mengatakan festival tersebut telah diadakan ditempat yang sama selama beberapa tahun. Ketua Menteri Punjab, Amarinder Singh memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan tersbut dan mengumumkan kompensasi uang sebesar 500 ribu Rupee atau US$6800 kepada setiap keluarga korban.
“Kami telah meminta semua rumah sakit untuk tetap buka sepanjang malam agar yang terluka dapat dirawat,” kata Singh.
Dia menyatakan hari berkabung di seluruh negara bagian, memerintahkan semua kantor dan lembaga pendidikan untuk ditutup. Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan dia sangat sedih dengan tragedi menyayat hati dan meminta para pejabat untuk segera memberikan bantuan kepada yang terluka.
Baca juga: Nyaris Celakakan 1.000 Penumpang, Tujuh Petugas Kereta Api India Diganjar Sanksi Berat!
Jaringan kereta api India adalah yang terbesar keempat di dunia dan tetap menjadi bentuk utama perjalanan di negara yang luas itu, tetapi itu tidak didanai dengan baik dan kecelakaan yang mematikan sering terjadi. Negara ini adalah rumah bagi ratusan perlintasan kereta api yang tidak berawak dan khususnya rawan kecelakaan, dengan orang-orang sering mengabaikan peringatan kereta api yang akan datang.
Laporan pemerintah 2012 menggambarkan hilangnya 15 ribu nyawa penumpang, karena kecelakaan kereta api setiap tahun di India dan disebut sebagai pembantaian. Pemerintah telah menjanjikan US$137 miliar selama lima tahun untuk memodernisasi jaringan yang runtuh. Pada tahun 1981, tujuh gerbong dari kereta jatuh ke sungai ketika menyeberangi jembatan di negara bagian Bihar di bagian timur, menewaskan antara 800 dan seribu orang.
Tapi hampir setiap bulan ada kecelakaan yang melibatkan kereta api yang menggelincirkan atau menabrak kendaraan di penyeberangan. Pada bulan April, 13 anak tewas ketika kereta menabrak bus sekolah mereka. Pada bulan November 2016, Patna-Indore express tergelincir di negara bagian Uttar Pradesh pada tengah malam, menewaskan 139 orang.