Tuesday, November 26, 2024
HomeDaratDari Mulai Petugas Sampai Porter di Stasiun Gandhi Nagar, Semuanya Adalah Wanita!

Dari Mulai Petugas Sampai Porter di Stasiun Gandhi Nagar, Semuanya Adalah Wanita!

Kereta api di India memiliki stasiun dengan para petugasnya wanita baik itu penjaga loket, porter, kepala stasiun, masinis dan lainnya. Bahkan untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi para petugas, kereta India melengkapi stasiun dengan kamera pengawas dan pasukan polisi yang juga semuanya wanita.

Baca juga: Stasiun Gandhi Nagar Jaipur, Gunakan Seluruhnya Petugas Wanita!

KabarPenumpang.com merangkum dari devdiscourse.com (15/10/2018), seorang porter wanita bernama Chandra Kala melakukan tugasnya saat kereta datang untuk mencari penumpang yang membutuhkan bantuan mengangkut barang-barang mereka. Kala merupakan satu dari 40 wanita yang bekerja sebagi porter di Stasiun Gandhi Nagar.

“Sebelumnya saya dulu merasa sangat malu. Bagaimana harus berbicara dengan penumpang dan bagaimana saya bisa mengangkat koper? Semua terasa sangat aneh,” ujarnya.

Namun janda dua anak tersebut bekerja sebagai porter menggantikan suaminya yang telah meninggal dan mendapatkan penghasilan sekitar tiga ribu Rupee atau $40. Namun setelah melakukan pekerjaannya tersebut, Kala tak lagi malu, bahkan mulai menyukainya.

Sebab dirinya bekerja dimana stasiun tersebut memiliki petugas loket, kondektur, pejabat hingga petugas kebersihan yang semuanya wanita. Ini juga memberikan pandangan baru dan memberikan harapan sebuah negara dimana perlahan-lahan wanita mulai hilang dari tempat kerja.

Adanya inisiatif dari Stasiun Gandhi Nagar dengan memberdayakan perempuan sebagai tenaga kerjanya, membuat pejabat kereta api India Tarun Jain berencana meniru hal tersebut di stasiun lainnya. Jain mengatakan, setelah para wanita mengambil alih pekerjaan stasiun, Stasiun Nagar memiliki pendapatan yang cukup signifikan kenaikannya.

“Pendapatan telah meningkat secara substansial sejauh menyangkut pemeriksaan tiket. Mereka telah menangkap banyak orang tanpa tiket,” katanya.

Pada April lalu, petugas wanita menangkap 520 penumpang yang mencoba naik kereta tanpa tiket. Stasiun Nagar sendiri memperoleh pendapatan 133.595 Rupee atau setara sengan $1805 dari tiket yang dibeli penumpang-penumpang itu. Padahal tahun 2017 lalu, petugas pria menangkap 67 orang pada bulan yang sama dan hanya memperoleh penghasilan 11.645 Rupee.

“Perempuan menemukan kepercayaan diri untuk memasuki sektor yang didominasi laki-laki secara tradisional. Ini juga mengirimkan pesan positif kepada generasi muda ketika mereka mempertimbangkan pilihan karir,” ujar Aya Matsuura seorang spesialis gender di Organisasi Perburuhan Internasional Amerika Serikat.

Stasiun Gandhi Nagar yang berada ibu kota negara bagian Jaipur, setiap harinya dilewati 25 kereta dengan penumpang sebanyak tujuh ribu. Kebanyakan penumpang ini dari daerah pedesaan dan suku yang konservatif. Bahkan beberapa orang berpikir saat wanita mengambil alih stasiun memandang mereka dengan meminta ganti petugas pria seperti semula.

“Beberapa orang bereaksi dengan sangat marah. Kami tidak tahu bagaimana pekerjaan apa pun akan dilakukan di sini,” ujar Supervisor Reservasi, Neelam Sharma.

Namun, setelah beberapa bulan berlalu, Sharma mengatakan, para penumpang lain akhirnya senang dengan peningkatan di stasiun. Apalagi layanan lebih cepat, antrean sedikit, informasi dan kebersihan lebih baik.

“Sekarang orang-orang yang sama datang kepada kami dan sangat menghargai kami dan mengatakan hal-hal seperti, ‘Nyonya, kami benar-benar suka datang ke sini, pekerjaan kami diselesaikan lebih cepat’, dan, ‘Para pria tidak menjelaskan hal-hal kepada kami dengan benar.’ Penumpang cukup senang sekarang,” ujar Sharma.

Satya Narayan, pria berusia 61 tahun yang sudah biasa di stasiun sejak dia kecil, setuju. “Ada perbedaan malam dan siang di sini. Ketika orang-orang itu bekerja di sini, dulu ada banyak hooliganisme. Tapi sekarang para wanita mengurus segalanya.”

Anggota tim memuji keberhasilan ini dengan motivasi mereka untuk membuktikan diri mereka dalam apa yang biasanya dianggap sebagai benteng laki-laki.

“(Kami) memberikan upaya 100 persen kami. Duduk di belakang panel kontrol dengan garis-garis dan tombol berkode warna-kode yang mengirim sinyal ke kereta yang masuk untuk mencegah kecelakaan. Tapi itu tidak mudah sampai ke titik ini,” kata master stasiun Angel Stella.

Para wanita, yang sebagian besar dipindahkan dari stasiun-stasiun di kota-kota kecil, harus mengatasi keraguan dan ketakutan mereka sendiri menjalankan sebuah stasiun sendiri. Mereka harus bekerja dengan nyaman shift malam dan bekerja di posisi tanggung jawab yang secara tradisional dipegang oleh pria.

Stella menambahkan, itu juga tantangan bagi mereka yang tinggal bersama anak-anak atau mertua mereka untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga. Untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan mereka, pihak berwenang melengkapi stasiun dengan kamera CCTV, mengerahkan pasukan polisi semua-wanita, memasang mesin penjual otomatis pembalut, dan membuat tempat penitipan anak sementara.

Baca juga: Indian Railways Canagkan Pembangunan Koridor Atas Kereta Api di Kerala

Karyawan wanita mengatakan mereka berharap dapat menginspirasi gadis-gadis muda yang melewati stasiun, dan memicu perubahan di antara orang-orang yang berpikir tempat wanita ada di rumah.

“Semua wanita harus maju dan berdiri bahu-membahu dengan pria, terutama dalam pekerjaan yang biasanya dilihat sebagai milik mereka,” kata Usha Mathur, atasan kepala pengawas dan ibu dua anak.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru