Lampu kelap kelip biasanya tergantung di pohon yang menghiasi rumah kala Natal datang. Namun apa jadinya bila lampu-lampu tersebut membuat sebuah taksi menjadi lebih indah? Ya, seorang pengemudi taksi bernama Dwight Robinet di Raleigh, North Carolina, Amerika Serikat mengiasi mobilnya dengan ribuan lampu Natal.
Baca juga: Operator Taksi Jepang Buka Lowongan Jadi Pengemudi Asing, Tertarik?
Sayangnya pemilik taksi tersebut baru saja meninggal pada bulan Juli 2018 kemarin. Kematiannya yang misterius membuat seorang director untuk grup musik Raleigh Ringers, Dave Harris kehilangan teman sekaligus partner kerja.
Harris mengatakan, Robinett yang berasal dari Houston telah menghabiskan 35 tahunnya sebagai asisten pemain trombone utama dari North Carolina Shympohny. Kemudian Robinett pensiun dan ditemukan meninggal di WakeMed. Harris mengatakan, Robinet juga merupakan komposer musik untuk banyak kelompok musik lokal termasuk Raleigh Ringers.
“Dia seharusnya merekam untuk kelompok kami pada Jumat malam dan tidak muncul-muncul. Teleponnya terus masuk ke voicemail. Saya pergi ke rumahnya dan tidak menemukannya di sana,” ujar Harris yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman newsobserver.com.
Hingga akhirnya Harris menelepon pihak kepolisian untuk mencari keberadaan Robinett. Kemudian dirinya mendapat kabar Robinett telah meninggal di WakeMed sembilan hari sebelum mencarinya. Sayangnya tidak jelas Robinett meninggal karena hal apa.
Karena memasang lampu Natal, taksi milik Robinett menjadi terkenal di Raleigh dan menarik perhatian masyarakat serta awak media. Pada 2016 lalu, Robinett pernah bercerita dirinya menghabiskan waktu 20 jam untuk menghiasi mobilnya dengan 9100 lampu.
“Ini sulit, kamu harus mendapatkan kabel yang tepat sehingga kamu bisa membuka pintu,” ujarnya.
Harris mengatakan, Robinett menjadi pengemudi taksi karena tidak bisa diam atau bisa dikatakan lebih suka bekerja dibanding duduk diam. Tetapi meski begitu, hasrat terbesar Robinett masih dalam bidang musik. Saat dirinya berusia 66 tahun pada 2016 lalu, dia memainkan trombone pada 50 tahun karyanya dan harus berhenti karena masalah pada giginya.
“Dia melakukan perekaman digital. Dia masih sangat terlibat dalam musik,” kata Harris.
Robinett diketahui hidup sendiri dan Harris kaget setelah dua tahun lalu Robinett datang dengan mobilnya yang penuh dengan ribuan lampu itu.
“Dia adalah seorang penyendiri dan itu jauh dari karakternya,” kata Harris.
Pada tahun 2015, Robinett juga pernah menggantung empat ribu lampu dikabinnya karena dia berpikir itu menyenangkan dari pada mendekorasi rumahnya. Sehingga memutuskan untuk menambah lampu karena pelanggannya sangat menikmati.
“Kadang-kadang orang ingin naik taksi saya hanya untuk lampu saya. Aku baru saja dipanggil seorang wanita dan memintaku mengantarkan kado,” kata Robinett pada sebuah wawancara saat itu.
Baca juga: Akankah Jepang Jadi Pionir Tarif Taksi ‘Fluktuatif’ Berdasarkan Permintaan?
Upaya Robinett untuk membawa kegembiraan liburan pasti akan dilewatkan. “Banyak orang berkata, ‘Itu membuat saya tersenyum. Saya mengalami hari yang sangat buruk tetapi itu membuat saya bahagia, ‘dan itu hal yang baik. Terlalu banyak hal negatif di dunia. Saya hanya berusaha membuat beberapa orang tersenyum,” kata Robinett dalam wawancara.
Kematian tak terduga Robinett bulan ini membuat Harris teringat akan taksi berwarna terang milik temannya. “Dia menyalakannya,” kata Harris