Cantik, pintar, cerdas, dan mampu melayani penumpang dengan sepenuh hati ternyata bukanlah syarat mutlak untuk jadi seorang pramugari. Kemampuan untuk mengarahkan penumpang ketika keadaan darurat pun seolah menjadi suatu keharusan bagi seorang wanita yang hendak melamar menjadi seorang awak kabin. Sampai situ saja? Tentu tidak! Karena pada awal tahun 2017 silam, Pobeda Airlines baru saja mengajarkan bela diri kepada para awak kabinnya. Wow!
Baca Juga: Bikin Ulah Pasca Keluar Toilet, Penumpang ini Paksa The Flying Kangaroo Return to Base
Tentu saja ‘kelas’ baru bagi para awak kabin ini dihadirkan bukan tanpa alasan. Sebagaimana yang dikutip KabarPenumpang.com dari laman miamiherald.com, tujuan dari LCC Rusia ini mengajarkan bela diri kepada para awak kabinnya adalah untuk mereka dapat mempertahankan diri semisal ada tindak kekerasan. Ya, tindak kekerasan di dalam kabin memang kerap terjadi dan menjadi momok bagi para pramugari karena mereka harus berupaya untuk mengembalikan situasi menjadi kondusif kembali.
Direktur Pobeda Airlines, Andrey Kalmykov mengatakan bahwa perusahaan sebenarnya punya opsi untuk menyewa dan bekerja sama dengan perusahaan penyedia jasa keamanan, namun hal tersebut dinilai terlalu mahal. “Kami menemukan cara yang lebih murah yaitu dengan mengajari staf kami seni bela diri sambo dan judo,” tutur Andrey. “Dengan begitu, kami tidak perlu meningkatkan harga tiket,” tandasnya.
Menurut data yang dirilis oleh International Air Transport Association (IATA), setidaknya ada 50.000 kasus penumpang pesawat yang sulit diatur di rentang tahun 2007 hingga 2015. Lalu di tahun 2014, setidaknya ada 1 penumpang yang tidak patuh di sekitar 1.289 penerbangan.
Menanggapi ide ini, U.S. Transportation Security Administration (TSA) setuju dan menawarkan pelatihan bela diri untuk staf penerbang. Hanya memakan waktu sekitar empat jam per kelasnya, pelatihan bela diri ini diadakan di sekitar 22 lokasi di seluruh negeri.
Baca Juga: Pukul Kru Pesawat Pakai Teko Kopi, Penumpang Ini Terpaksa Diikat Kabel Ties
“Pelatihan ini dirancang untuk mengajarkan para anggota kru bagaimana mengidentifikasi dan mencegah potensi ancaman melalui pengenalan perilaku sambil menerapkan pemahaman dan teknik pertahanan diri pada target,” ujar pihak TSA.
“Kami yakin metode ini mampu meningkatkan kesadaran dan keselamatan bagi awak kabin dan juga penumpang,” tandasnya.
Jika ditelaah lebih dalam lagi, pelatihan semacam ini bisa dibilang sangat penting. Karena tidak sedikit kasus pesawat sampai-sampai harus Return to Base sebagai dampak dari penumpang yang berkelahi. Minimalnya, awak kabin bisa mengendalikan situasi di dalam kabin semisal terjadi pertikaian antar penumpang.