Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Mungkin peribahasa ini cocok untuk menggambarkan situasi dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Pasalnya, tak berselang lama setelah ia mengagumi dan menyatakan ketertarikannya terhadap Boeing 747-8i, Emir Qatar Sheikh Tamim Al Thani justru menyumbangkan salah satu pesawat rilisan raksasa aviasi Boeing miliknya. Adapun nilai dari pesawat tersebut tidaklah murah – US$500 juta atau yang setara dengan Rp7,4 triliun!
Baca Juga: Qatar di Blokade Negara-Negara Teluk, Bagaimana Nasib Qatar Airways?
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman bbc.com (17/9/2018), kendati didapatkan secara cuma-cuma, namun anggota parlemen oposisi menyatakan keprihatinan bahwa Presiden terlalu menghambur-hamburkan uang di tengah krisis ekonomi yang tengah mereka tempuh.
Berbanding terbalik dengan sejumlah Negara Teluk seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain yang malah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, Turki malah melakukan kebalikannya.
Mundur ke tahun 2017, dimana Qatar dituduh sebagai pendukung dan penyandang dana bagi kelompok teroris, seperti ISIS, Al Qaida dan Ikhwanul Muslimin. Meski langsung mendapat bantahan dari Pemerintah Qatar, tak pelak pemutusan hubungan diplomatik pada Qatar, terlebih atas alasan terorisme sempat memicu kecemasan bagi banyak penumpang penerbangan internasional.
Turki yang malah mendukung Qatar melakukan beragam cara yang menunjukkan rasa simpatisnya terhadap negara yang kaya akan gas tersebut – salah satunya dengan cara mengirimkan supply makanan dan minuman via jalur udara dan laut, mengingat jalur darat yang sudah diblokade.
Menurut laman The Drive, Boeing 747-8i dideskripsikan sebagai private jet terbesar dan termahal di dunia. Konfigurasi bangku yang digunakan oleh pesawat hibahan Qatar ini juga berbeda – hanya 76 bangku saja.
Ketika pesawat ini mendarat di Turki awal September kemarin, salah satu kubu oposisi yang juga turut hadir dalam acara penyambutan melontarkan pertanyaan yang sama, yaitu apakah pihak Turki membeli pesawat tersebut atau tidak. “Beliau (Emir Sheikh Tamim Al Thani) mengatakan: Saya tidak akan mengambil uang dari Turki. Ini merupakan hadiah untuk Turki,” ujar Presiden Erdogan menjawab pertanyaan kubu oposisi tersebut.
Baca Juga: Setahun Pasca Blokade Udara, Qatar Airways Alami Kerugian Finansial
Dengan hibah Boeing 747-8i dari pihak Qatar, dapat dipastikan hubungan bilateral diantara kedua negara ini akan terus berjalan mulus. Terlebih setelah Emir Syeikh Tamim Al Thani yang telah menyetujui proyek ekonomi, investasi, dan deposito senilai US$15 miliar atau yang setara dengan Rp222,6 triliun guna mendukung perekonomian Turki yang tengah merosot – pun dengan mata uangnya, Lira.
“Insyaa Allah setelah pesawat selesai dicat ulang, kami bisa mengudara bersamanya.” Tutup Presiden Erdogan.