Ketika sudah masuk ke dalam kabin pesawat dan menunggu untuk lepas landas, pernahkah terbesit di pikiran Anda tentang interior dari kabin tersebut? Ya, sebagai pemandangan yang akan menemani penerbangan Anda, kabin didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi sejumlah aspek – mulai dari kenyamanan hingga keselamatan. Hal-hal teknis yang menunjang kelancaran penerbangan pun tak pelak masuk ke dalam perhitungan para desainer kabin ini.
Baca Juga: 2020: Airbus Sulap Ruang Kargo Pesawat Jadi Kamar Tidur
Sebagaimana yang dilansir KabarPenumpang.com dari laman cnn.com (7/9/2018), seorang konsultan desain kabin yang berbasis di London, Priestman Goode mengatakan bahwa mendesain kabin pesawat merupakan pekerjaan terbaik di dunia – menurutnya. “Ini brilian,” ujarnya sumringah. Tapi tidak bisa dipungkiri juga, mengerjakarn sebuah kabin pesawat bukanlah satu pekerjaan yang mudah.
“Orang-orang di luaran sana mungkin tidak benar-benar memahami bahwa membangun sebuah kabin pesawat bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada banyak sekali masukan dan pertimbangan yang harus dihitung dengan matang sebelum diaplikasikan,” tandas Priestman.
Ya, pernyataan seorang pimpinan yang menukangi proyek pembuatan kabin Polaris Business Class maskapai United Airlines dan interior E190-E2 dari Embraer ini memang tidak bisa diragukan lagi – karena desain interior kabin harus memperhatikan jarak bangku, kedalaman rel bangku, kapasitas kompartemen atas, hingga perhitungan detail lainnya, seperti nilai-nilai ekonomis, efisiensi, dan juga keamanan.
Belum lagi perbedaan seat configuration masing-masing maskapai yang sedikit banyaknya juga berpengaruh terhadap keseluruhan perhitungan yang harus diperhatikan oleh Priestman cs. “Bekerja di sektor aviasi sangatlah ketat, dimana Anda akan menemukan batasan dimana-mana,” terang Priestman. “Tanpa boleh mengesampingkan salah satunya, kami harus teliti menilai dan mengaplikasikan aspek keamanan, beban (di kompartemen atas), hingga kenyamanan penumpang,”
Inovasi pun menjadi satu poin penting yang akan meningkatkan value Priestman cs. Ambil contoh desain interior kabin Embraer E2, dimana Priestman merelokasi posisi dari kantung di belakang bangku agar memberikan ruang lebih pada bagian lutut penumpangnya.
Baca Juga: Singapore Airlines Pamerkan Desain Interior Mewah di Airbus A380 Terbaru
“Banyak penumpang yang mengeluhkan soal jarak antar bangku yang terlalu dekat, dan kami menjawabnya dengan sebuah solusi,” terangnya. “Di sini saya dan rekan benar-benar bekerja, karena mendesain interior kabin pesawat bukanlah sesuatu yang bisa ditempelkan begitu saja. Diperlukan teknik yang memadai agar dapat menciptakan produk yang lebih baik lagi.” Tutup Priestman.