Belakangan ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama dengan Kementerian Perhubungan berusaha mereaktivasi sejumlah jalur mati yang ada di Pulau Jawa dan Sumatera. Adanya reaktivasi sendiri untuk mempermudah akses menuju tempat-tempat yang bisa dilalui kereta api.
Baca juga: Lalui Wilayah Borobudur, Jalur Kereta Api Yogyakarta-Magelang Siap di Reaktivasi
Selain itu dengan mereaktivasi jalur lama untuk dihidupkan kembali juga bisa mengurangi kemacetan di jalan raya. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, PT KAI tengah berupaya untuk melakukan reaktivasi jalur kereta Semarang menuju Rembang.
Dalam usaha reaktivasi ini, Dinas Perhubungan Jawa Tengah berkomitmen untuk membantu. Diketahui, reaktivasi jalur kereta yang berjarak lebih dari 100 km ini ditargetkan bisa terealisasi paling lambat 2023 mendatang.
Tetapi rencana reaktivasi ini bisa saja lebih cepat dikarenakan pemerintah kota dan kabupaten menginginkannya segera. Sebenarnya adanya reaktivasi jalur ini perekonomian masyarakat diharapkan bisa terdongkarak menjadi lebih baik.
“Jalur Semarang-Rembang akan menjadi prioritas, ini didukung dengan perencanaan reaktivasi yang telah tertampung di Bappeda tinggal menunggu langkah selanjutnya. Jalur ini menjadi prioritas Dishub Jateng,” ujar Kepala Seksi Perkeretaapian Dishub Jateng Fajar Rahmat.
Nantinya untuk reaktivasi tahap pertama akan dilakukan dari Semarang menuju Pati. Kemudian di tahap selanjutnya baru menyambung dari Pati menuju Rembang. Fajar mengatakan, pihaknya belum menerima aduan dari pemerintah daerah terkait adanya sengketa untuk pembebasan lahan. Sebab, Pemda di lima kabupaten mendukung penuh adanya reaktivasi kali ini.
“Reaktivasi rencananya akan dilakukan dari Semarang menuju Pati terlebih dahulu baru dilanjutkan dari Pati ke Rembang. Kini semua masih dalam tahap persiapan tinggal menunggu detail engineering desain dari Kementrian Perhubungan,” jelasnya.
Adanya reaktivasi jalur ini sendiri didukung oleh Bupati Pati Haryanto yang juga sudah lama menginginkan bekas jalur kereta dari Semarang-Rembang bisa di fungsikan kembali. Bahkan pihaknya mengaku telah bertemu Gubernur Jateng dan mengirimkan surat ke Kemenhub agar hal tersebut bisa terealisasi.
“Kami menghendaki agar jalur kereta dari Semarang, Demak, Kudus, Pati, dan Rembang bisa dibuka akses kereta kembali, sehingga pelaksanaan kereta bisa mengakhiri kemacetan lalulintas. Kemudian bisa juga memgurangi kerusakan jalur dan macet di pantura,” kata Haryanto.
Baca juga: Jalur Kereta Rangkasbitung-Saketi-Labuan Kembali Direaktivasi
Diketahui, jalur kereta api Rembang-Bojonegoro pertama kali dibuka tahun 1919 dan Jalur Semarang Tawang-Demak-Kudus-Rembang pertama kali dioperasikan pada tahun 1900. Keduanya dioperasikan oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, Semarang-Joana Stoomtram Maatschapij.
Jalur Rembang-Bojonegoro hanya bertahan selama 70 tahun dan ditutup pada 1989, sedangkan Jalur Semarang-Rembang berumur sedikit lebih panjang yakni 75 tahun namun ditutup lebih awal yakni pada 1975. Kedua jalur yang saling terhubung tersebut ditutup karena alasan yang sama yakni kalah bersaing dengan moda angkutan darat lainnya seperti mobil dan bis.