Demam moda transportasi futuristik yang mengandalkan tenaga magnetic levitation (maglev), Hyperloop kini kian mewabah. Setelah salah satu perusahaan pengusung ide transportasi ini, Hyperloop Transportation Technology (HTT) mengumumkan kesiapannya untuk mengoperasikan mahakryanya di Dubai pada tahun 2020, kini giliran Guizhou, Cina yang telah secara resmi bekerja sama dengan HTT untuk menghadirkan kendaraan sejenis yang akan mengular di rute sepanjang 10km.
Baca Juga: HTT Siap Operasikan Hyperloop Pada 2020, Akankah Dubai Operasikan Dua Teknologi Maglev?
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman ecns.cn (20/7/2018), HTT telah menandatangani kontrak kerja sama dengan Tongren Transport, Tourism and Investment Group milik Pemerintah untuk membangun lintasan Hyperloop yang menghubungkan pusat kota dengan Tongren Fenghuang Airport. Adapun kontrak kerja sama ini bernilai US$295 juta atau yang setara dengan Rp4,3 tiliun.
“Kami telah menyetujui bahwa Hyperloop akan menjadi rencana yang siap ditindaklanjuti,” ujar Chief Executive dari Hyperloop, Dirk Ahlborn sesaat setelah kontrak kerja sama tersebut ditandatangani pada Kamis (19/7/2018). Setelah proyek ini selesai, rencananya pembangunan lanjutan akan digalakkan untuk menghubungkan kota dengan Gunung Fanjing yang juga ada di Tongren. Semisal tepat sasaran, maka dana pembangunan Hyperloop fase 2 ini akan membengkak ke angka 10 miliar Yuan atau sekira Rp21,4 triliun.
Di bawah perjanjian kerja sama tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk mendanai proyek itu secara patungan (joint venture). Tongren yang merangkul China Railway Fifth Survey and Design Institute Group Co. dan China Railway Maglev Transportation Investment & Construction Co. akan mendanai 50 persen dari keseluruhan pengeluaran proyek. Sedangkan sisanya akan ditanggung oleh pihak Hyperloop.
Baca Juga: Akhirnya! Hyperloop Transportation Technologies Canangkan Uji Coba Skala Penuh
Di sini, Hyperloop bertanggungjawab atas penyediaan alat dan teknologi, sedangkan pihak Tongren yang melakukan sertifikasi tabung – yang akan menjadi jalur dari Hyperloop, hingga mengatur regulasi tentang teknologi baru ini.
Kendati bersemangat dalam menghadirkan moda transportasi ini, namun rencana tersebut sempat mendapat sindiran dari Feng Hao, seorang peneliti dari seorang peneliti di Institute of Comprehensive Transportation dari National Development and Reform Commission. Ia mengungkapkan bahwa pengadaan sarana transportasi ini masih membutuhkan banyak pertimbangan. “Masih ada sejumlah masalah teknis yang perlu ditangani melalui beberapa penelitian dan tes dalam berbagai tahap. Tidak peduli fasilitas tersebut (Hyperloop) akan dibangun di bawah atau di atas tanah.” Tutur Feng.