Singapura tidak hanya mempunyai Bandara Internasional Changi, tetapi juga memiliki Bandara Seletar yang letaknya di wilayah timur laut Singapura. Bandara ini dikelola oleh Changi Airport Group (GAC) dan terminal barunya yang mengahabiskan biaya S$80 juta atau setara dengan Rp842 miliar akan mulai beroperasi pada akhir 2018.
Baca juga: Terminal 4 Bandara Changi Hadirkan Kemewahan dan Teknologi Tinggi
KabarPenumpang.com melansir dari laman channelnewsasia.com (4/7/2018), bandara ini akan memiliki terminal dengan dua lantai seluas sepuluh ribu meter persegi dan dapat menangani 700 ribu pergerakan penumpang per tahunnya. Ini lebih banyak dari jumlah penumpang yang di lihat pada 2016 lalu.
Dalam terminal Bandara Seletar, area keberangkatan akan memuat empat loket check in, enam lajur imigrasi, dua pos pemeriksaan kemanan dan satu ruang gerbang (ruang tunggu) yang bisa menampung 200 orang.
“Terminal baru di Bandara Seletar ini disediakan dengan kapasitas yang dibutuhkan untuk menangani pertumbuhan penumpang di tahun-tahun mendatang. Ini akan memberi penumpang kami aliran proses yang lebih efisien baik untuk penumpang terjadwal ataupun yang tidak terjadwal,” ujar Wakil Manager Umum Bandara, Khoh Su Lim.
Terminal baru ini bisa menampung tiga pesawat parkir yang akan meningkatkan efisien dan kenyamanan menaiki pesawat. Area pribadi sebagai Seletar Business Aviation Center juga disiapkan bagi penumpang yang melakukan perjalanan dengan penerbangan bisnis carteran dan jet pribadi.
Sayangnya terminal baru tersebut tidak memiliki gerai ritel kecuali satu kios makanan dan minuman. Setelah dibuka, operator Malaysia Firefly akan mengalihkan operasionalnya dari Bandara Changi ke terminal baru Seletar.
Maskapai tersebut akan mengoperasikan 20 penerbangan turboprop hariannya ke dan dari Subang, Ipoh dan Kuantan di Malaysia. CAG mengatakan, relokasi operasional pesawat kecil ke Seletar akan membantu meningkatkan sumber daya untuk memenuhi permintaan kapasitas yang meningkat.
“Beberapa konsumen yang terbang antara Singapura dan Kuala Lumpur akan mendapat manfaat karena mereka mungkin menghargai kenyamanan dari bandara yang sangat kecil dan mudah di lalui,” ujar Brendan Sobie, Kepala Analisis CAPA Center fo Aviation.
Dia mengatakan, kelebihan lainnya bagi pengguna adalah harga bisa turun dan banyak maskapai dengan pesawat kecil yang masuk pasar ini.
“Kami mengharapkan persaingan di rute, yang tidak mungkin sampai pembukaan bandara ini. Malindo Air sekarang dapat bersaing dengan Firefly di pasar yang seharusnya menurunkan tarif, yang relatif tinggi antara Changi dan Subang. Apa yang akan dilakukan adalah berpotensi merangsang permintaan awal,” tambah Sobie.
Baca juga: Demi Pembangunan Terminal 5, Bandara Changi Kutip Pajak Hingga S$15 Per Penumpang
Namun, dia juga menambahkan bahwa terminal baru mungkin tidak memindahkan jarum pada kedatangan penumpang Singapura. Kapasitasnya adalah sekitar satu persen ukuran kedatangan 62 juta penumpang Bandara Changi tahun lalu.
Peningkatan ini menandai langkah terbaru dalam pembangunan kembali Bandara Seletar yang dimulai pada tahun 2008. Sejak itu, bandara yang berdekatan dengan dengan wilayah Malaysia ini telah mengalami beberapa peningkatan, seperti pemanjangan landasan pacu dan pembangunan menara kontrol baru dan stasiun pemadam kebakaran.