Kabar mengejutkan datang dari Libya dimana bandara utama di negara tersebut dihantam oleh roket pada Kamis (19/4/2018) pagi. Alhasil, Bandara Internasional Mitiga yang terletak di Ibukota, Tripoli mengalami kerusakan yang cukup parah pada bagian tarmak. Tidak hanya itu, sebuah pesawat Airbus A320 pun menjadi salah satu korban dari insiden ini.
Baca Juga: Yasser Arafat International Airport, Saksi Bisu Kekejaman Militer Israel
Sebagaimana yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman reuters.com (20/4/2018), terminal kedatangan pun tidak luput dari serangan roket yang terjadi pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Beruntung, tidak ada satu orangpun yang menjadi korban atas insiden ini, baik luka maupun jiwa.
“Kami menggarisbawahi adanya sistem keamanan yang rapuh di sini,” ungkap salah seorang juru bicara dari Special Deterrence Force (Rada). Kota Tripoli sendiri diketahui berada di bawah kendali pasukan bersenjata khusus sejak pemberontakan yang menggulingkan kepemimpinan Muammar Gaddafi pada tahun 2011 silam.
Kelompok bersenjata yang berjuang untuk merebut wilayah dan kekuasaan tersebut pun secara teratur menyerang pusat transportasi kota. Hal tersebut merupakan salah satu upaya mereka untuk membujuk misi diplomatik kepada pemerintah agar kembali ke ibukota. Pemerintah di Tripoli sendiri bersaing dengan Pihak Timur sejak tahun 2014 silam, dimana sebagian besar misi diplomatik dievakuasi ke negara tetangga, Tunisia.
Pasca insiden, sejumlah maskapai pun tetap mempertahankan layanan mereka dan terus berupaya untuk menjaga negara penghasil minyak tersebut untuk bisa terhubung dengan dunia luar. Diketahui, Bandara Internasional Mitiga merupakan satu-satunya bandara yang beroperasi di Tripoli, walaupun pada tahun 2014 silam, bandara tersebut sempat ‘istirahat’ sejenak karena pecahnya peperangan.
Baca Juga: Bandara Tempelhof, Megastruktur NAZI Yang Kini Jadi Taman Kota Besar di Berlin
Di hari yang sama dengan tanggal kejadian, utusan PBB dan duta besar Perancis rencananya hendak menyambangi Ibukota perihal misi perdamaian. Duta Besar Perancis, Brigitte Curmi dijadwalkan tiba pada pukul 09.00 waktu setempat, sedangkan utusan PBB, Ghassan Salame direncanakan menghadiri sebuah pertemuan pada sore harinya.