Antara Indonesia dan India punya banyak kesamaan, terkhusus di segmen transportasi bus, dimana kedua negara sedang beranjak menuju transformasi dari sistem konvensional menuju sistem otomatis. Salah satu yang dipandang krusial dalam pembenahan adalah metode pembayaran yang menyangkut keberadaan ratusan armada bus.
Baca juga: Demi Aman dan Nyaman, Bus di India Ini Gunakan Teknologi Pemindai Wajah
Ini terbukti dengan Jepang sebagai salah satu negara maju memasarkan sistem kendali lalu lintas dan membuat kartu tarif dengan basis teknologi IC (Interated Circuit) yang modern. KabarPenumpang.com melansir dari laman asia.nikkei.com (2/4/2018), NEC salah satu perusahaan elektronik Jepang memperkenalkan sistem kontrolnya ke India untuk membantu mengatasi jaringan bus di sana.
NEC mulai mengirimkan sistem pengumpulan tarif otomatis menggunakan kartu sirkuit terpadu pada Januari 2018 lalu ke perusahaan bus di kota Surat di negara bagian Gujarat, India. Sistem ini akan kompatibel dengan sistem pembayaran RuPay India dan akan mulai tersedia di gerbang tiket bus ekspres untuk 650 rute bus.
NEC hadir di India setelah memenangkan kontrak pada Juli 2017 untuk sejumlah proyek di kota Ahmedabad, Gujarat. Salah satu proyeknya adalah sistem penagihan tarif secara otomatis. Perusahaan Jepang ini memasarkan sistemnya juga pada beberapa layanan transportasi dan melalui pembayaran di pengecer.
Tak hanya itu, NEC juga mendapatkan kontrak untuk proyek stasiun telepon seluler di luar negeri. Penjualan sistem luar negeri tersebut kumulatif untuk kartu transportasi IC dengan jumlah beberapa miliar Yen.
Diketahui, NEC sendiri memiliki tujuan penjualan kumulatif sebesar 10 miliar Yen (US$94 juta) yang akan dimulai April 2020 mendatang melalui pesanan di India dan pasar negara berkembang lainnya. Pada Januari 2018, NEC ternyata juga memenangkan pesanan sistem manajemen transportasi lanjutan di kota Pune negara bagian midwestern Maharashtra.
NEC akan mengembangkan sistem administrasi bus termasuk untuk penyesuaian interval (jarak kedatangan) dan rute bus tergantung pada lalu lintas serta penutupan jalan. Selain itu, kontrak tersebut juga untuk membantu sistem manajemen depot bus di Pune.
Saat ini pengoperasian telah dilakukan secara manual atau berdasarkan pengalaman karyawan dan kedepannya akan dikelola secara online. Operasional tersebut termasuk mengamankan bus cadangan, mengelola inventaris komponen dan kehadiran awak bus serta pencatatan penjualan.
Baca juga: Tekan Jumlah Kendaraan Pribadi, India Hadirkan Bus Berbasis Aplikasi
Sistem ini sendiri banyak di gunakan di negara-negara maju dan harus membantu meningkatkan operasi di negara-negara dimana belum diperkenalkan. Pune telah mencoba untuk merampingkan layanan transportasi dengan menyediakan informasi kedatangan di halte bus melalui sistem manajemen bus yang menggunakan GPS yang diperkenalkan pada tahun 2015.