Sajian makanan di dalam pesawat biasanya terasa kurang sedap, hal ini karena adanya perubahan kelembaban dan tekanan udara di dalam kabin pesawat. Faktanya berada di ketinggian akan membuat tekanan udara dan kelembaban akan semakin menurun. Penggabungan kondisi kering dan tekanan rendah inilah yang membuat sensitivitas indera pengecap baik itu manis atau asin menurun 30 persen.
Baca juga: Sajian Makanan di Pesawat Wajib Ekstra Bumbu, Inilah Alasannya!
KabarPenumpang.com merangkum dari laman travel.cnn.com, bahwa seorang pakar kuliner telah mengungkap ada dua jenis makanan yang paling baik untuk dinikmati dalam penerbangan. Direktur Kuliner di LSG Sky Chefs Asia Pacific Fritz Gross mengatakan, pilihan makanan terbaik adalah nasi goreng atau masakan daging dan sayuran yang di stew atau dipotong kecil serta dimasak dengan api kecil.
“Makanan stew bisa kami hidangkan dengan mendidihkan perlahan dan memanaskannya lagi dan lagi,” ujar Gross.
Menurutnya, untuk nasi goreng juga merupakan makanan yang mudah dipanaskan. Meski sering dipanaskan ternyata rasa dari nasi goreng sendiri tetap konsisten dan tidak berubah meski dinikmati di ketinggian dalam pesawat.
Adapun makanan yang menurut Gross menjadi pilihan buruk dalam penerbangan adalah pasta dan mie. Pasalnya untuk memasak pasta harus al dente supaya rasanya enak. Sedangkan mie jika kelembekan tidak akan enak dimakan bahkan seperti bubur.
Gross sendiri bekerja dengan memproduksi lebih dari 30 ribu makanan penerbangan untuk maskapai British Airways, United Airlines dan DragonAir serta Hong Kong Sky Panels. Untuk memastikan semua makanan yang dimasak 100 persen aman dikonsumsi, Gross menolak untuk menyajikan steak dengan tingkat kematangan medium rare.
Hal itu juga berlaku dengan bahan masakan ikan dan ayam yang harus di masak dengan suhu tertentu. Menurutnya, keamanan makanan lebih penting dibandingkan dengan rasa.
Sebab, teknik memasak modern tidak bisa diaplikasikan saat membuat makanan di pesawat. Dia juga mengatakan, hampir semua makanan dalam pesawat bukanlah dari bahan yang segar.
Baca juga: Chef Vindex Tengker, Sosok Dibalik Lezatnya Hidangan di Kabin Garuda Indonesia
“Kami bukan restoran, kami tidak bisa pergi ke pasar pagi hari untuk memilih apa yang segar dan menjadikannya istimewa hari itu,” jelas Gross. Satu hal lagi, Gross menyarankan, agar penumpang pesawat menghindari minuman panas. Hal ini dikarenakan dispenser air panas pesawat mungkin jarang dibersihkan. Dia menyarankan jika penumpang ingin benar-benar aman, agar tidak makan makanan pesawat.
“Semua beresiko dari saat pesawat lepas landas,” tutur Gross.