Pelancong yang akan keluar dari Changi akan dikenakan biaya tambahan sekitar S$10 dan S$15. Biaya ini menjadi bagian baru untuk membantu pembangunan Terminal 5 di bandara Changi. Bahkan pelancong yang transit di bandara ini juga akan dikenakan pajak setengah dari yang dibayarkan oleh penumpang berangkat langsung dari Changi yakni sebesar S$6 untuk transit.
Baca juga: Dalam Jumlah Pergerakan Penumpang, Bandara Soekarno-Hatta Unggul Tipis dari Changi
KabarPenumpang.com melansir dari laman straitstimes.com (21/1/2018), pajak baru ini dikenakan mulai akhir tahun 2017 kemarin diperkirakan berada di atas biaya keberangkatan S$34 yang mencakup biaya layanan penumpang, pajak keamanan dan pungutan yang dikumpulkan oleh Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS). Pajak baru tersebut untuk membayar berbagai hal di Changi East, salah satunya membantu memperkuat status hub udara Singapura dari pembangunan terminal penumpang di Mega Terminal 5 yang akan dibuka tahun 2030 mendatang dan landasan pacu ketiga.
Tak hanya itu, pajak tersebut juga digunakan untuk memperbaiki tanah dilokasi lebih dari seribu hektar dan pembangunan saluran air serta terowongan besar. Biaya untuk penerbangan termasuk parkir dan pendaratan pesawat diperkirakan meningkat 30 persen.
Untungnya penumpang tidak menanggung semua beban ini. Sebab Kementerian Perhubungan Singapura mengatakan akan menanggung sebagian besar dari total biaya untuk proyek Changi East. Sampai saat ini, untuk total biaya anggaran pembangunan Changi East sendiri tidak jelas berapa besar.
Terminal 5 sendiri akan menangani 70 juta penumpang pertahunnya. Nantinya jumlah ini akan lebih tinggi jika digabung dengan Terminal 1, 2 dan 3 saat selesai. Landasan ketiga yang juga dalam pembangunan sudah bisa beroperasi di awal tahun 2020-an.
Seorang konsultan bisnis Brendan Choi yang melakukan perjalanan beberapa kali dalam setahun untuk bekerja mengatakan memahami kebutuhan ekspansi tersebut. Tetapi dia ragu harus membayar pajak sekarang untuk pembangunan yang akan selesai dalam satu dekade kemudian. “Mengapa membuat saya membayar sesuatu yang mungkin atau tidak saya gunakan di masa depan?” Katanya.
Pihak IATA (International Air Transport Association) telah mengatakan berulang kali bahwa hal itu tidak mendukung pra pendanaan, di mana perusahaan penerbangan harus membayar layanan dan fasilitas yang saat ini tidak mereka gunakan.
Baca juga: Layanan MRT di Bandara Changi Ditutup! Apa Penyebabnya?
Mr Michael Valkevich, wakil presiden Asia Pasifik untuk penjualan global dan manajemen program di Carlson Wagonlit Travel, mengatakan kenaikan biaya untuk penumpang dapat menimbulkan kekhawatiran tentang daya saing Changi sebagai hub internasional.