Siapa tak kenal dengan terminal Baranang Siang? Terminal utama di kota Bogor ini setiap harinya memberangkatkan ratusan bus menuju Jabodetabek atau kota lainnya. Bahkan ribuan orang mampir dan menggunakan terminal ini setiap hari untuk menaiki angkot dari terminal yang lokasinya tak jauh dari ujung Tol ini.
Baca juga: Bangun Apartemen di Kawasan Stasiun Bogor, Proyek TOD Masih Terganjal Izin
Tapi, tahukah Anda bahwa Baranangsiang berasal dari kata Baranang Sanghyang? Beberapa budayawan mengatakan, Baranang Sanghyang adalah nama dari warga Tionghoa yang datang ke Bogor dengan memiliki makna tertentu. Ada yang mengatakan, Baranang Sanghyang berarti kecemerlangan yang diberikan Tuhan kepada orang sekitarnya dan juga wilayah yang ditemukan berkat penerangan Tuhan.
Nama Baranang Sanghyang kemudian berubah menjadi Baranang Siang dikarenakan masyarakat Indonesia sulit menyebutkan Sanghyang dan diganti menjadi Siang. Sehingga nama Baranang Sanghyang diganti menjadi Baranang Siang.

Tak hanya Baranang Sanghyang yang memiliki arti, nama Baranang Siang yang diambil dari bahasa Sunda ini memiliki arti Mekar di siang hari atau bisa disebut juga dengan Bunga. Konon katanya, dulu sebelum menjadi terminal tempat tersebut ditumbuhi bunga.
KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai sumber bahwa, Terminal Baranang Siang sendiri berdiri tahun 1974 dengan lokasi yang strategis karena dekat dengan jalan tol Jagorawi. Dari awal berdiri hingga tahun 1990, Baranang Siang menjadi terminal terbaik bukan hanya di Jawa Barat melainkan di Indonesia.
Sayangnya, saat ini terminal yang dulunya cantik berubah menjadi tak terurus bahkan bangunan yang ada pun sudah tak layak lagi. Bau, tangga rusak, kantin dan bangunan tak layak lagi untuk digunakan serta harus dilakukan pemebenahan.
Diketahui, sempat ada kabar tersiar sejak tahun 2008 terminal ini akan di revitaslisasi atau dibenahi namun sampai saat ini tak juga terlihat hasilnya. Ada berbagai rencana salah satunya membangun terminal ini menjadi modern yang ditunjang dengan hotel dan mall.
Sebenarnya revitalisasi terminal Baranang Siang sendiri belum terealisasikan karena terbentur beberapa kendala salah satunya desain yang tidak sesuai dengan tata kota, heritage dan kewenangan. Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, desain terminal yang ada lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaatnya.
Apartemen tinggi tetapi porsi untuk terminal kecil dan tak menyatu dengan konsep Transit Oriented Development atau TOD. Selain itu desainnya yang tak nyambung atau tidak bersinergi dengan heritage.
Sehingga rencana tersebut dihentikan dan terminal Baranangsiang tidak dikosongkan atau kembali dipergunakan untuk disesuaikan dengan desain yang sesuai tata kota agar tidak menimbulkan masalah. Sayangnya, saat desain sudah di dapatkan, terhambat dengan berlakunya UU No.23/2014 tentang pengelolaan terminal Tipe A yang dikelola kantor pusat (Kementerian Perhubungan) dan terpaksa harus ditunda.
“Desain yang terakhir sudah lebih baik, tetapi belum memuaskan. Ketika desain itu sudah hampir rampung dan hampir disepakati munculah peraturan baru, dimana terminal kelas A dikelola oleh pemerintah pusat. Tidak ada pilihan lain kecuali diserahkan waktu itu,” papar Bima.
Baca juga: Anggarkan Rp1,1 Triliun, Pemerintah Canangkan Jalur Rel Ganda Bogor-Sukabumi-Bandung
Ia juga mengaku tidak senang jika melihat warga Jakarta yang datang ke Kota Bogor disambut dengan titik kumuh seperti itu. “Ingin kita anggarkan, tapi tidak mungkin karena akan ada persoalan, karena sudah bukan kewenangan kita lagi,” pungkasnya.