Ada banyak cara yang dapat ditempuh dalam rangka meminimalisir kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh human error, salah satunya adalah mengembangkan teknologi bus nirawak. Walaupun solusi ini masih terhitung baru di dunia transportasi, namun banyak kalangan yang tengah berlomba untuk mencuri hati konsumen seraya membuktikan bahwa produknyalah yang paling baik.
Baca Juga: Deutsche Bahn Luncurkan Bus Otonom di 2018
Begitu pula yang terjadi di negara tetangga kita, Singapura, dimana negara ini tengah bersiap untuk mengoperasikan bus nirawak, sebagai bentuk peningkatan layanan dan antisipasi kecelakaan yang dilatarbelakangi oleh faktor human error.
Seperti yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman channelnewsasia.com (11/1/2018), Nanyang Technological University (NTU) akan mulai menerjunkan bus nirawak yang akan mengambil peran sebagai moda transportasi umum dan akan diuji coba para awal 2019 di sirkuit uji di NTU. Otoritas tersebut mempercayai produk yang dikeluarkan oleh salah satu raksasa otomotif, Volvo.
Kedua belah pihak menandatangani sebuah kesepakatan pada hari Kamis (11/1/2018) untuk menguji dua buah bus listrik otonom berkapasitas 40 penumpang di NTU’s Centre of Excellence untuk Pengujian dan Penelitian Kendaraan Otonom. Sirkuit uji ini akan mereplikasi kondisi jalan di Singapura, lengkap dengan skema lalu lintas umum, infrastruktur jalan dan peraturan lalu lintas. Tidak hanya itu, sirkuit ini juga dilengkapi simulator hujan dan zona banjir untuk menguji kemampuan navigasi kendaraan di bawah kondisi iklim tropis.
Uji coba bus otonom ini juga akan didukung oleh operator transportasi SMRT, yang akan terlibat dalam menentukan kelaikan jalan bus bus tanpa pengemudi. Nantinya, salah satu bus akan menjalani tes di depot bus yang dikelola oleh SMRT, untuk menilai kemampuan kendaraan tersebut untuk secara otonom menavigasi kendaraan di vehicle washing bays dan parkir dengan aman di area pengisian. Jika uji coba tersebut berhasil, pihak SMRT mengatakan akan menjalin kerja sama dengan Volvo, serupa dengan yang dilakukan oleh pihak NTU.
Layaknya kendaraan otonom lain, bus sepanjang 12m ini dilengkapi dengan sistem laser pendeteksi rintangan serta sistem navigasi terpadu yang mencakup kemudi otomatis, penggantian gigi dan kemampuan mereduksi kecepatan. Menurut Volvo, bus otonom ini akan menghemat energi sebesar 80 persen ketimbang bus diesel dengan ukuran yang sama. Meski akan lebih mahal untuk membeli bus listrik otonom, namun Volvo meyakini bahwa biaya operasionalnya akan jauh lebih rendah.
Baca Juga: Hadirkan Bus Otonom, DeNA Terbentur Regulasi Tentang Bangku Pengemudi
“Kami akan memanfaatkan pengalaman kami yang luas dalam mengoperasikan dan memelihara bus untuk mendukung pengerahan kendaraan otonom di masa yang akan datang,” ungkap CEO SMRT, Desmond Kuek.
“Penggunaan bus otonom diharapkan bisa diterjunkan dalam skala yang lebih besar di bawah rencana induk transportasi darat di masa depan. Kendaraan semacam ini akan memungkinkan penempatan tenaga kerja yang optimal, memungkinkan bus dikerahkan di jalan untuk layanan yang aman, tepat waktu dan efisien, siang dan malam, di semua cuaca dan kondisi lalu lintas,” imbuhnya.
Diketahui, NTU dan Volvo juga akan bekerja sama dengan perusahaan teknologi ABB untuk mengembangkan solusi pengisian daya untuk kendaraan listrik.