Dengan pemanfaatan teknologi kendali dan monitoring, kini setiap perusahaan transportasi punya peluang untuk melakukan langkah efisiensi di tengah tekanan biaya operasional yang terus meningkat. Setelah di moda darat dikenal sistem tracking, serta monitoring mesin berbasis seluler dan GPS (Global Positioning System), giliran teknologi yang hampir serupa diterapkan pada moda laut, yakni untuk memonitor kinerja mesin yang sedang berlayar lewat VEMS (Vessel Engine Monitoring System).
Baca juga: Francisco, Kapal Ferry Wisata dengan Kecepatan 51,8 Knot!
VEMS yang belum lama ini diperkernalkan oleh PT Diva Sinergi Adipradana (Mata Pensil Group) di Jakarta, menjadi teknologi terbaru di bidang sistem monitoring perkapalan yang dirancang dan diproduksi di Dalam Negeri. Sistem VEMS yang terdiri dari sensor, controller, safety device dan perangkat monitoring, nantinya akan digunakan pada beragam jenis kapal. Berkat kombinasi akses seluler dan satelit, maka VEMS tak mengalami kendala untuk memonitor kinerja mesin kapal meski posisi di tengah samudera sekalipun.
Mengapa monitoring kondisi mesin kapal dianggap penting? Selain untuk urusan keselamatan dalam pelayaran, modul VEMS juga memungkinkan bagi operator jasa pelayaran untuk mengetahui prosedur penggunaan mesin dan jadwal perawatan. Sensor pada sistem VEMS ditempatkan secara khusus guna memantau kondisi mesin secara keseluruhan, mulai dari suhu gas buang, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan oli gearbox, dan masih banyak lainnya.
Informasi dari sensor-sensor tersebut kemudian diolah di controller dan dilakukan perbandingan data secara realtime dengan parameter-parameter dari setiap sensor yang dihubungkan. Secara keseluruhan, output dari aneka sensor ditampilkan dalam display di anjungan kapal, sehingga awak kapal dapat melakukan monitoring secara terpadu. Disisi lain, pihak operator di kantor pusat juga dapat melihat display monitor kinerja mesin lewat akses satelit atau seluler.
“Kasus yang sering terjadi pada mesin kapal adalah putaran mesin yang melebihi ambang batas. Ketika mesin dipacu pada putaran tinggi dan melewati batas, maka akan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah, dan tentunya dibutuhkan biaya perbaikan yang sangat mahal,” ujar Yudhi Asmara, Head of Product Development MP Group kepada KabarPenumpang.com. Ia bahkan menyebut, untuk alasan keselamatan bisa saja mesin kapal dimatikan secara remote dari kantor pusat.
Baca juga: Kenapa Kapal Pesiar Bisa Tahan Terjangan Badai? Ternyata Jawabannya Sangat Sederhana!
Adopsi VEMS juga tidak terpaku pada jenis mesin tertentu, solusi karya Anak Bangsa ini dirancang fleksibel untuk beragam tipe mesin dan kebutuhan yang diinginkan oleh klien. Setiap kinerja mesin akan terekam datanya secara berkala, dan otomatis masuk ke database aplikasi Vessel Management System. Dengan begitu, unit perbaikan, logistik dan pemeliharaan kapal dapat bekerja secara efektif dan efisien, termasuk dalam pengajuan rancangan anggaran di level korporasi.