Sebelum 15 Mei 1930, profesi pramugari mungkin tak pernah sepopuler saat ini, dengan sederet glomouritas yang dipertontonkan oleh para pramugari itu sendiri di seluruh dunia. Padahal saat itu, ditelaah dari kebutuhan, profesi pramugari atau awak kabin, dibayangan beberapa pihak, harusnya sudah dibutuhkan untuk menemani penerbangan.
Baca juga: Ellen Church, Pramugari Pertama di Dunia yang Juga Punya Lisensi Pilot
Akan tetapi, di awal kemunculannya dahulu, pramugari tidak pada tupoksi yang kita kenal saat ini, melayani penumpang dengan berbagai suguhan dan memberikan informasi seputar keselamatan terbang. Ellen Church, pramugari pertama di Amerika Serikat (AS) atau airline stewardess (sebutan familiar kala itu sebelum muncul istilah flight attendant sebagai gantinya) mungkin tahu betul betapa berat tugas yang dipikul pramugari kala itu.
Dikutip dari thepointsguy.com, dengan teknologi yang terbatas atau belum secanggih saat ini, penerbangan jarak dekat pun bisa dilahap oleh pesawat dengan waktu tempuh yang cukup lama dan membutuhkan beberapa kali pemberhentian untuk mengisi bahan bakar.
Kemudian, saat di awal-awal penerbangan komersial dan sebelum munculnya profesi awak kabin, pesawat yang digunakan adalah pesawat dengan kabin tidak bertekanan dan terbang di ketinggian terbatas. Praktis, pesawat akan menghadapi lebih banyak turbulensi dan membuat penerbangan menjadi lebih mengerikan dari saat ini. Selain kedua alasan itu, menurut Thomas Petzinger Jr dalam bukunya “Hard Landing”, saat itu sebagian besar para penumpang dinilai masih cenderung takut terbang.
https://www.facebook.com/afacwa/photos/a.398664403519/10157636429823520/?type=3
Dalam tiga kondisi di atas, masih menurut Thomas Petzinger Jr dalam bukunya, mengatakan bahwa ide untuk menghadirkan wanita cantik serta memiliki pengetahuan dan terlatih di bidang kesehatan atau penanganan medis pun muncul.
Ellen Church, yang kala itu masih menjadi pilot di Boeing Air Transport (yang kini dikenal sebagai United Airlines, salah satu maskapai ternama di AS) mengajukan diri untuk melakoni tantangan tersebut. Lagi pula, ia memang pada awalnya adalah seorang perawat yang kemudian menjadi pilot. Jadi, sangat sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, wanita cantik dan terlatih secara medis. Meskipun sempat diragukan, Boeing Air Transport akhirnya mengizinkannya (yang kala itu masih berumur 25 tahun) untuk menjadi pramugari pertama di AS dan memulai penerbangan pertamanya pada 15 Mei 1930 atau 90 tahun lalu.
“Ellen Church menciptakan profesi kami (pramugari) dengan diawali sebagai seorang pilot dan perawat berlisensi. Setelah dia diberitahu bahwa wanita terlalu emosional untuk berada di kokpit, dia meyakinkan Boeing bahwa wanita diperlukan di kabin untuk merawat penumpang pria yang mungkin mengalami kesulitan dengan kerasnya penerbangan (akibat turbulensi),” kata Sara Nelson, Presiden Asosiasi Pramugari (AFA), dalam sebuah pernyataan.
“Kami melanjutkan pekerjaan yang Ellen mulai dengan memerangi kebijakan diskriminatif termasuk meninggalkan usia kerja pada usia 32 tahun, tetap lajang, dan berpegang teguh pada batasan ketat mengenai berat badan dan penampilan. Kami mengubah pekerjaan menjadi karier dan bahkan memperjuangkan laki-laki untuk memiliki hak yang sama dengan perempuan dalam pekerjaan. Kami juga telah memperjuangkan keselamatan dan keamanan untuk awak dan penumpang,” tambahnya.
Baca juga: Inilah 20 Syarat ‘Tak Resmi’ untuk Jadi Pramugari, Nomor Dua Agak Aneh
Penerbangan pertama Ellen Church sebagai perawat di dalam kabin bukanlah perjalanan singkat. Kala itu, ia langsung dihadapi dengan perjalanan 20 jam yang melelahkan dari Oakland ke Chicago dengan 13 pemberhentian selama perjalanan.
Pramugari saat ini mungkin tak akan pernah mengalami apa yang Ellen Church rasakan di awal-awal penerbangan komersial. Sebaliknya, Ellen Church mungkin tidak akan pernah merasakan apa yang dialami pramugari saat ini, dengan persaingan ketat dan standar tinggi.