Menjadi seorang pensiunan kerap kali saat bertemu kembali atau yang biasa di sebut reuni menjadikannya untuk mengingat masa lalu. Hal ini pun dirasakan oleh para awak kabin dan pilot yang bertemu kembali setelah 50 tahun.
Baca juga: Ellen Church, Pramugari Pertama di Dunia yang Juga Punya Lisensi Pilot
Dilansir KabarPenumpang.com dari laman straitstimes.com (27/4/2019), mantan pramugari Malayan Airways Eunice Chua berusia 76 tahun yang hadir dalam reuni tersebut kembali mengenang petualangannya sebagai pramugari di Singapura selama reuni awak kabin dan pilot itu. Reuni ini dihadiri 145 orang mantan awak kabin dan pilot dari Malaysia-Singapore Airlines (MSA) dan Singapore Airlines.
Para mantan awak kabin dan pilot tersebut kini rata-rata berusia 60-an dan 70-an serta sebagian besar diantaranya akhirnya bertemu kembali setelah 50 tahun terakhir berjumpa. Meski telah 50 tahun tak berjumpa, para awak kabin dan pilot perintis tersebut saling mengenali dengan mudah satu sama lain saat reuni yang diadakan di Singapore Criket Club.
“Pertemuan itu adalah kesempatan bagi para keluarga tua untuk mengenang masa lalu dan mengejar ketinggal pesawat saat ini,” ujar Chua.
Chua bergabung dengan maskapai ini tahun 1962 dan terbang ke berbagai destinasi selama sepuluh tahun serta mengalami transisi dari Malayan Airways ke Malaysia-Singapore Airlines. Kemudian tahun 1972, MSA menghentikan operasi dan dirinya berpindah ke maskapai Qantas Airways.
“Penumpang sangat menghargai hal-hal kecil yang kami lakukan untuk mereka saat itu. Ketika saya membantu manula untuk membaringkan kursi mereka, mereka sangat bersyukur mereka memegang tangan saya begitu lama. Kami masih sangat muda dan naif. Kami mengatakan apa yang ada dalam pikiran kami, dan penumpang kami menyukainya,” kata Chua.
Reuni ini diselenggarakan oleh mantan anggota awak kabin Ravinder Pal, 71, karena banyak mantan rekan penerbangannya mengatakan mereka ingin bertemu lagi. Chua mengaku, mereka pernah mengadakan pertemuan kecil di masa lalu, tetapi tidak pernah sebesar skalanya dalam 50 tahun terakhir.
“Semua orang sangat senang bertemu satu sama lain sehingga mereka sudah merencanakan pertemuan berikutnya,” tambahnya.
Peserta tertua adalah mantan pilot Ho Weng Toh yang berusia 99 tahun, yang terbang dengan Malayan Airways, kemudian Malaysia-Singapore Airlines dan akhirnya Singapore Airlines.
“Oh, dan dia bahkan bertarung dalam Perang Dunia II sebagai pilot bomber. Terbang adalah hal yang sangat aneh. Begitu kamu mulai, kamu tidak bisa berhenti. Aku benar-benar rindu melihat awan. Untuk malam ini melihat teman-temanku lagi mendekati perasaan itu,” kata dia.
Mantan pramugari Malayan Airways yang memiliki penglihatan buruk tersebut saat itu memiliki cerita menarik. Dimana melihat bahwa jari-jari kaki penumpangnya mencuat dari lubang di sepatunya. Dia merasa kasihan padanya dan memberinya kantong udara penuh biskuit Thye Hong. Pria itu memberikan kartu namanya, tetapi baru belakangan Chua menemukan bahwa dia adalah seorang jutawan di Kuala Lumpur.
Baca juga: Heinrich Kubis – Awak Kabin Pertama di Dunia yang Cekatan dan Berpengalaman
“Saya memiliki perhentian malam (di sana) dan memutuskan untuk meneleponnya,” kenangnya pada Sabtu (27 April). Yang membuat saya takjub, sebuah Cadillac tiba dengan tuan rumah saya dan keluarganya untuk menjemput saya. Jangan pernah menilai buku dari sampulnya. Aku mengalami begitu banyak petualangan lucu karena penglihatanku yang buruk,” tutupnya.