Jumat, 24 Februari 1989, rupanya menjadi mimpi buruk bagi pesawat Boeing 747-122 milik United Airlines. Betapa tidak, pesawat dengan nomor penerbangan N4713U tersebut mengalami trouble saat di udara, dimana salah satu bagian pesawat copot (lepas). Akibat kejadian itu, sedikitnya, sembilan dari 346 penumpang dan awak pesawat tewas akibat tersedot keluar pesawat.
Baca juga: Pintu Kabin Terbuka Saat Mengudara, Mengerikan Tapi Bukan Akhir Dari Segalanya
Dikutip KabarPenumpang.com dari laman upi.com, Selasa, (25/2), pesawat berbadan lebar tersebut (widebody) sejatinya dijadwalkan mendarat di Bandara Sydney, Australia, setelah lepas landas dari Bandara Internasional San Fransisco, Amerika Serikat. Namun, sehabis transit di Bandara Internasional Los Angeles dan Bandara Internasional Honolulu, Hawaii, pesawat mengalami insiden saat hendak menuju pemberhentian berikutnya, yakni Bandara Auckland, di Selandia Baru.
Saat bagian pesawat copot di udara (belum jelas insiden itu terjadi di ketinggian berapa), pesawat kemudian mengalami apa yang disebut dekompresi eksplosif, dimana segala apapun yang ada di dalam pesawat akan tersedot (terhisap) keluar pesawat dengan daya hisap super kuat dan melemparnya (benda yang dihisap tersebut) dengan kecepatan tinggi. Hal itu diakibatkan adanya perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar pesawat sehingga menciptakan ruang hampa di antaranya sehingga terjadi proses tersebut sampai udara di dalam pesawat cocok dengan udara di luar.
Selama proses dekompresi, umumnya pesawat masih dapat terus mengudara, berkisar di angka 15 menit. Setelah itu, pesawat akan menukik tajam dan nasib pesawat akan ditentukan dari pengalaman pilot untuk melakukan pendaratan darurat.
Setelah dilakukan penyelidikan, rupanya pesawat mengalami ledakan pada pintu kargo karena kehilangan daya dorong dari mesin nomor 3 dan mesin nomor 4. Menariknya, tak terima anaknya menjadi korban, ayah dari salah satu korban tewas, Kevin Campbell, secara pribadi mencoba melakukan investigasi.
Saat itu, investigasi pribadinya fokus pada pintu kargo serta kunci yang digunakan untuk menutup pintu berbentuk C. Kevin Campbell mencari bentuk yang sama dengan pengunci pintu kargo pesawat tersebut. Dia menyatakan bahwa pintu kargo pesawat tidak menutup dengan rapat. Setelah beberapa waktu, Dewan Keamanan Transportasi Nasional/National Transportation Safety Board (NTSB) pun mengumumkan hasil penyelidikan. Hasilnya, ternyata sama seperti apa yang didapatkan Kevin Campbell.
Baca juga: Berakibat Fatal, Pintu Pesawat Terbuka (Lepas) Saat Mengudara
Kejadian itu sangat mirip seperti yang menimpa pesawat Boeing 737 N73711 milik maskapai Aloha Airlines, setahun sebelum insiden yang menimpa United Airlines. Kala itu, bagian pesawat Aloha Airlines, tepatnya bagian atap di belakang kokpit, copot dan menewaskan sejumlah penumpang. Salah satu korban tewas (pramugari) bahkan jasadnya hingga kini tak ditemukan akibat tersedot keluar pesawat dengan kecepatan tinggi akibat dekompresi eksplosif tadi.