Tuesday, November 26, 2024
HomeBandara30 Tahun Mangkrak Akibat Perang Saudara, Layanan ATC Bandara Somalia Kembali Beroperasi

30 Tahun Mangkrak Akibat Perang Saudara, Layanan ATC Bandara Somalia Kembali Beroperasi

Layanan kontrol lalu lintas udara (ATC) di Wilayah Informasi Penerbangan (Flight Information Region/FIR) Mogadishu resmi kembali beroperasi per 26 Januari 2023 kemarin, setelah 30 tahun mangkrak akibat perang saudara. Hasil re-klasifikasi, FIR Mogadishu masuk wilayah udara Kelas A di atas ketinggan 24.500 kaki. Di ketinggian tersebut, pesawat wajib mendapat clearance dari ATC Mogadishu, Somalia.

Baca juga: Deretan Maskapai Dunia yang Masih Operasikan Fokker 100, Ada Maskapai Papua

Sebelum terjadi konflik dan berujung perang saudara berkepanjangan sejak tahun 1970-an dan puncaknya pada tahun 1991, Somalia memainkan peranan penting dalam lalu lintas udara internasional berkat letak geografisnya yang berada di ujung timur Afrika.

Ketika perang saudara pecah, praktis tidak ada wilayah aman di negara tersebut. Maskapai nasional Somalia, Somali Airlines, bubar bersamaan dengan runtuhnya pemerintahan. Tidak adanya pemerintahan membuat operasi hal-hal yang semestinya menyangkut pemerintah, seperti FIR dan ATC, turut hilang.

Negara-negara di dunia pun mengeluarkan NOTAM kepada maskapai penerbangan agar tidak melintasi wilayah udara Somalia di bawah ketinggian 26 ribu kaki. Saat maskapai lain enggan terbang di atasnya apalagi sampai melayani rute ke Somalia, Turksih Airlines tampil dan menjadi satu-satunya maskapai interinasional yang melayani rute dari dan ke Somalia.

Tidak jelas, selama 30 tahun ke belakang, FIR Mogadishu dioperasikan oleh siapa. Yang pasti, itu dioperasikan secara internasional di bawah pengawasan IATA.

Sehubungan dengan meredanya konflik dan perang saudara, diikuti dengan peningkatan infrastruktur dan pemasangan kembali kontrol lalu lintas udara, wilayah udara Mogadishu pun diklasifikasikan sebagai Kelas A setelah dilakukan klasifikasi ulang pada 26 Januari lalu.

“Klasifikasi ulang FIR Mogadishu sebagai wilayah udara ‘Kelas A’ akan secara signifikan meningkatkan keselamatan di wilayah tersebut dan meningkatkan efisiensi. Ini berkat upaya kolaboratif dari Tim Koordinasi Khusus Wilayah Udara Somalia, yang terdiri dari CAA Somalia, IATA, ICAO, FIR, dan maskapai penerbangan terkait,” kata Wakil Presiden Regional IATA untuk Timur Tengah dan Afrika, Kamil Al-Awadhi.

“Peningkatan manajemen lalu lintas udara dan peningkatan infrastruktur navigasi dan komunikasi akan meningkatkan kesadaran situasional di sepanjang koridor udara yang semakin sibuk dan persimpangannya dengan rute yang menghubungkan banyak wilayah dunia,” tambahnya, seperti dikutip Simple Flying.

Baca juga: Mengapa Benua Eropa dan Afrika Tidak Terhubung Jembatan atau Kereta Bawah Laut?

Infrastruktur bandara di Somalia masih jauh panggang dari api. Salah satu yang diandalkan adalah Bandara Internasional Aden Adde, yang berganti nama dari sebelumnya Bandara Internasional Mogadishu.

Bandara itu merupakan salah satu yang termahal dalam kaitannya dengan operasi penerbangan. Bayangkan, operator membayar tiga kali lipat lebih besar dari bandara di Kenya saat mengoperasikan penerbangan Fokker 50. Bila di Kenya penerbangan itu dikenai biaya US$400, di Somalia tarifnya mencapai US$1.200.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru