Setelah anjlok akibat wabah Covid-19 sejak Februari lalu, industri penerbangan global mulai bergairah. Pantauan KabarPenumpang.com dari Flight Radar AirNav, lalu lintas udara di dunia –kecuali Afrika dan Amerika Latin- memang sudah tampak ramai, meskipun sekilas masih didominasi penerbangan kargo tanpa penumpang.
Baca juga: Mengharukan, Warga Iringi ‘Kepergian’ Airbus A380 Terakhir Saat Lewati Pedesaan Perancis
Di artikel sebelumnya, redaksi juga telah membahas mengenai strategi maskapai dalam memanfaatkan momentum memuat kargo di kabin penumpang dalam penerbangan khusus kargo, khususnya bagi maskapai pemilik pesawat komersial terbesar di sejagat.
Logika yang dibangun adalah, dengan dimensi besarnya, bila pesawat dimaksimalkan dalam penerbangan khusus kargo besar kemungkinan akan sangat menguntungkan. Namun, nyatanya tidak demikian.
Memuat kargo di kabin penumpang yang kosong melompong ditinggal pelanggan bukanlah opsi terbaik untuk memaksimalkan A380 sebagai armada khusus kargo. Dengan begitu, otomatis tak ada pilihan lain bagi maskapai terhadap koleksi A380nya kecuali terus digrounded.
Akan tetapi, bagi pecinta A380, belakangan memang telah beredar kabar bahwa pesawat komersial terbesar milik maskapai Jepang, All Nippon Airways (ANA) sempat kembali mengudara. Situs FlightRadar24.com membuktikannya.
Simple Flying melaporkan, pesawat dengan nomor registrasi JA382A itu tertangkap radar sempat kembali mengudara dengan membentuk persegi panjang tak sempurna dari rute yang dilalui. Pesawat diketahui lepas landas dari Bandara Internasional Tokyo Narita pukul 13:40 waktu setempat tanpa penumpang serta kargo dan mendarat 26 menit kemudian.
Sayangnya, pesawat yang terakhir kali terbang 89 hari yang lalu itu terbang bukan untuk menjalani misi komersial dari maskapai, melainkan menjalani misi pemeliharaan. Meskipun tidak terbang, pesawat memang tetap harus melakukan penerbangan tanpa penumpang dan kargo untuk menjaga performa beberapa komponen pesawat, seperti landing gear, mesin, panel kokpit, dan lain sebagainya.
Sebetulnya, tanpa harus terbang sekalipun maskapai bisa menguji beberapa komponen pesawat semacam landing gear dan mesin tanpa harus terbang, seperti yang dilakukan oleh Qantas terhadap beberapa armadanya. Namun, fasilitas yang belum mumpuni membuat ANA terpaksa menerbangkan A380nya untuk pemeliharaan.
Baca juga: Mei 2019, ANA Hadirkan Airbus A380 dengan Motif Unik Kura-Kura
Sejauh ini, ANA diketahui memiliki tiga pesawat A380. Seharusnya, armada A380 keempat sudah mulai bergabung tahun ini. Namun, wabah virus corona membuatnya tertunda setidaknya hingga beberapa tahun ke depan. Jangankan menambah armada pesawat terbesar itu, pesawat (A380) yang ada saja sudah sejak 25 Maret lalu digrounded tanpa kejelasan waktu kapan akan kembali melayani penerbangan komersial.
Di antara maskapai yang mengoperasikan A380, seperti Emirates, Qatar, British Airways, dan Lufthansa, ANA merupakan satu-satunya maskapai komersial berjadwal yang ‘memoles’ pesawat dengan livery yang indah berupa kura-kura berwarna hijau, oranye, dan biru. Sebetulnya Hi Fly juga melakukan hal serupa. Perusahaan penerbangan asal Portugal itu menyuguhkan livery A380 berupa terumbu karang, lengkap dengan ornamen lainnya. Namun, mereka adalah maskapai penerbangan carter, bukan maskapai penerbangan berjadwal seperti ANA.