Bus TransJakarta tak terasa sudah melayani masyarakat ibu kota 15 tahun lamanya. Sejak pertama kali hadir di jalanan ibu kota pada 15 Januari 2004 lalu, keberadaannya menjadi sesuatu yang baru dalam sistem transportasi Indonesia.
Baca juga: Tandatangani MoU, TransJakarta dan MRTJ Siap Integrasikan Moda Transportasi Berbasis Massal
Kehadirannya dinilai menjadi salah satu moda angkutan massa yang berkelanjutan dan menjadi pembelajaran baik pemerintah sebagai penentu kebijakan ataupun masyarakat ibu kota. Dulu waktu pertama kali hadir, bus TransJakarta seperti kebut setoran karena menjadi moda baru untuk angkutan massal.
Namun kini tidak ada lagi sistem kejar setoran dalam operasionalnya. KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) mencatat, kini ada 663 ribu penumpang per harinya yang menggunakan bus TransJakarta tersebut. Jumlah ini sendiri mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 120 persen dalam waktu kurang tiga tahun yakni pada 2016 ada 297 ribu penumpang per hari.
Peningkatan jumlah penumpang tercatat karena adanya pengembangan rute layanan langsung yang dilakukan secara masif. Dalam realisasinya PT Transportasi Jakarta menyediakan 155 rute di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Waktu pertama kali beroperasi, TransJakarta menerapkan sistem tertutup yakni hanya ada tujuh koridor hingga tahun 2008. Sistem ini membuat penumpang harus transit di halte tertentu jika ingin melanjutkan perjalanan ke koridor lainnya.
Sistem ini cukup membuat penumpang kesulitan dan membuat masyarakat kembali ke angkutan umum yang sudah ada sebelumnya seperti Metromini, Kopaja dan bus angkutan kota lainnya. Tahun 2009, manajemen TransJakarta kemudian memberlakukan sistem jaringan antar koridor dengan membuka rute 2A Pulogadung-Kalideres dan rute 6A Ragunan-Monas.
Hingga tahun 2013 sistem serupa diberlakukan untuk menjangkau area luar koridor. Berbagai perbaikan terus dilakukan salah satunya adalah bekerja sama dengan Kopaja melalui 320 unit bus meidum yang beroperasi di enam rute.
Sehingga sistem setoran yang selama ini menjadi masalah angkutan umum dihilangkan perlahan. Lima belas tahun meluncur dijalanan ibu kota, PT TransJakarta menargetkan mengangkut sebanyak 231 juta penumpang bus TransJakarta selama tahun 2019 ini. Direktur Utama TransJakarta Agung Wicaksono mengatakan, target tersebut naik dari tahun 2018 lalu yakni 189,77 juta penumpang.
Baca juga: Perkenalkan Direksi Baru, TransJakarta Siap Integrasikan Antarmoda
“TransJakarta menargetkan jumlah pelanggan mencapai 231 juta. Untuk mencapai ini, kita akan melakukan penambahan rute secara signifikan,” ujar Agung.
BUMD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap di akhir tahun 2019 ini, sudah ada 236 rute yng beroperasi. Tak hanya itu Halte TransJakarta nantinya akan tersebung skybridge dengan Stasiun LRT Veledrome.