Ratusan gerbong kereta api yang tertumpuk di lahan kosong dekat Stasiun Cikaum ludes terbakar padaa Kamis (14/11/2019) kemarin. Api yang membakar gerbong bekas tersebut telihat membesar sekitar pukul 17.00 WIB dan membuat asap tebal yang membuat langit Purwadadi, Subang menghitam.
Baca juga: Empat Kuburan Kereta di Indonesia, Padukan Nilai Estetik Tanpa Kesampingkan Nuansa Mistik
Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, kebakaran pada ratusan gerbong tua tersebut masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian. Kebakaran ini membuat pemadam kebakaran Kabupaten Subang menurunkan tiga armada dan ketika diketahui luasnya kebakaran mereka menambah dua armada lainnya.
“Kami tambah dua armada lagi sehingga menjadi lima. Ini untuk mencegah jangan sampai merembet ke perumahan warga yang ada di sebelah utara,” ujar Kepala Bidang Kebakaran Satpoldam Subang Dede Rosmayandi yangdikutip dari rr.co.id.
Dari keterangan pihak Stasiun Cikaum, jumlah gerbong yang terbakar mencapai 122 unit di sebelah timur dari stasiun dan yang di sebelah barat masih aman. Meski begitu, untuk mencegah gangguan perjalan kereta dari Jakarta-Cirebon dan sebaliknya, jalur yang dilalui diarahkan ke jalur selatan karena bila tetap ke utara khawatir akan dampak kebakaran tersebut.
Diketahui, Stasiun Cikaum sendiri merupakan stasiun kereta api kelas III yang masuk dalam Daerah Operasional (Daop) III Cirebon. Stasiun ini bukan untuk perhentian kereta kecuali jika terjadi persusulan antarkereta api.
Sebelum dibangunnya jalur ganda di lintas Cikampek–Haurgeulis, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Dengan selesainya jalur ganda di lintas tersebut, ditandai dengan peresmian oleh Megawati Soekarnoputri pada 4 Desember 2003 lalu, tata letak jalur kereta api di stasiun ini diubah sehingga jalur 2 eksisting stasiun ini dijadikan sebagai sepur lurus arah Haurgeulis saja, sedangkan jalur 3 dijadikan sepur lurus baru arah Cikampek, serta jalur 4 sebagai sepur belok baru.
Selain itu, stasiun ini juga menjadi salah satu kuburan kereta atau tempat pengafkiran KRL Eksekutif milik PT KCI dan PT KAI yakni KRL AC yang diimpor tahun 2009 ke atas dan ke bawah. Semua KRL tersebut disimpan di tanah lapang kosong yang letaknya sebelah utara stasiun. Stasiun tersebut juga dipakai sebagai tempat penumpukan kereta-kereta penumpang berusia tua yang dipensiunkan sejak PT KAI meremajakan armadanya.
Baca juga: Kuburan Tak Selalu Seram, Stasiun Purwakarta Saksinya
Setidaknya sudah ada sekitar 80 hingga 100 unit KRL AC yang dikirim ke stasiun ini. KRL-KRL itu disimpan di tanah lapang kosong yang letaknya di sebelah utara stasiun. KRL bekas kecelakaan di Cilebut dan Bintaro juga dikirim ke sini. Namun, KRL yang mangkrak akibat langkanya suku cadang dan gerbong sisa (hasil perubahan formasi 10 gerbong menjadi 8 gerbong) adalah yang paling banyak ditemui di sini.