Sektor aviasi disebut sebagai moda transportasi berteknologi tinggi dan paling cepat perubahannya. Di tahun 2022 ini, setidaknya ada 10 tren teknologi yang diprediksi bakal diadopsi atau digunakan oleh bandara dan maskapai di seluruh dunia. Dilansir dari futuretravelexperience.com, berikut selengkapnya.
Baca juga: Tingkatkan Keamanan, Bandara Kansai Kerahkan Robot Otonom Berteknologi AI dan 5G, Ini Fungsinya
1. Gabung ke Metaverse
Metaverse mendominasi dalam gelaran Consumer Electronics Show (CES) 2022. Metaverse sendiri adalah sebuah konsep dunia virtual di mana seseorang dapat membuat dan menjelajah dengan pengguna internet lainnya dalam bentuk avatar dirinya sendiri. Beberapa maskapai, bandara, termasuk produsen pesawat sudah mulai mengatur upaya untuk turut gabung di dalam dunia Metaverse.
2. Teknologi VR dan AR di ritel bandara
Tak hanya Metaverse, ritel bandara juga sudah mulai menggunakan teknologi yang juga dimanfaatkan oleh Metaverse, yaitu VR dan AR. Penumpang bisa mencoba produk-produk yang ingin dibelinya secara virtual terlebih dahulu.
3. E-commerce and super apps
Sektor e-commerce and super apps belakangan sudah merambah maskapai dan bandara. Singapore Airlines dan AirAsia paham betul betapa menggiurkannya bisnis ini. Karenanya, di masa pandemi seperti sekarang ini, terlebih AirAsia, kedua bisnis itu lebih digencarkan dibanding bisnis utama yang sedang menurun.
4. Meningkatnya mobilitas udara perkotaan
Airlines di seluruh dunia pun sangat terbuka dengan masa depan mobilitas udara perkotaan (UAM), baik kaitannya sebagai lini bisnis baru ataupun untuk shuttle penumpang eksekutif dari rumah ke bandara menggunakan taksi udara atau taksi terbang eVTOL.
United Airlines dilaporkan telah memesan taksi udara eVTOL buatan Archer senilai US$ 1 miliar. American Airlines dan Virgin Atlantic mengumumkan kemitraan dengan startup Vertical Aerospace untuk proyek taksi udara eVTOL.
Maskapai regional terbesar ketiga di Brasil, Azul, pada Agustus tahun lalu resmi memesan 220 unit taksi udara eVTOL terbesar di dunia buatan Lilium Aviation senilai US$880 atau sekitar Rp12,5 triliun (kurs 14.318).
Maskapai Japan Airlines dan Gol Transportes Aéreos secara bangga mengumumkan kemitraan dengan lessor ketiga terbesar dunia, Avolon, untuk menciptakan bisnis berbagi perjalanan eVTOL di Jepang dan Brasil.
5. Sustainability
Sustainability atau keberlanjutan adalah salah satu yang tak bisa dihindarkan oleh maskapai dan bandara.
Di maskapai, sudah tak asing lagi bahwa banyak yang mulai melakoni penerbangan bebas emisi, baik dengan menggunakan bahan bakar berkelanjutan atau bahan bakar ramah lingkungan atau dengan sistem mengganti setiap emisi yang dihasilkan dengan menanam pohon atau merawat wilayah khusus penyerap karbon dunia.
Di bandara, melalui skema Akreditasi Karbon Bandara (ACA) gagasan Airports Council International (ACI) Eropa, bandara-bandara di dunia ditargetkan bisa secepatnya bebas emisi karbon atau emisi CO2.
6. Biometrics & digital identity
Biometrics & digital identity sudah menjadi umum lantaran virus Corona guna mengurangi sentuhan. Di AS, teknologi ini sudah lumrah digunakan. Demikian juga di Eropa. Sementara di Asia, ini masih terbatas di beberapa negara saja, seperti di Singapura, Jepang, Cina, Korea Selatan, Hong Kong, dan lainnya.
7. Contactless technology & a touchless experience
Sama seperti di atas, contactless technology dan touchless experience juga didorong oleh pandemi Covid-19. Di maskapai-maskapai besar, ini sudah menjadi agenda utama.
8. Virtual queueing
Virtual queueing atau antrean virtual bisa dibilang teknologinya serupa tapi tak sama dengan biometrics & digital identity. Jadi, penumpang dicek data dirinya secara digital dan sampai di bandara tinggal scan dan lolos bila diapprove oleh otoritas.
Baca juga: Lima Teknologi NASA di Penerbangan Sipil, Nomor Empat Simpel Tapi Genting
9. Digital twins
Digital twins bisa dibilang sama dengan beberapa teknologi di atas. Ini digunakan untuk mengintegrasikan data-data penumpang secara digital agar memangkas waktu tunggu di bandara.
10. Autonomous vehicles & robotics
Sebelum pandemi Covid-19 pun, autonomous vehicles & robotics sudah lumrah dilakukan. Dengan adanya pandemi Covid-19, ini menjadi lebih massif digunakan di seluruh dunia.