Terlepas dari banyaknya pilot yang jobless akibat pandemi Covid-19, tetap saja pilot masih dipandang sebagai salah satu profesi yang ‘wah’ berkat gaji selangit. Bak gayung bersambut, faktanya, mudah membuktikan stigma tersebut. Cukup buka media sosial, maka, sedikit banyaknya orang-orang akan mengamini stigma tersebut dengan melihat gaya hidup mereka.
Baca juga: Kenapa Pilot ‘Boncos’ Gegara Tak Terbang? Berikut Penjelasannya
Besaran gaji pilot memang berbeda-beda, bergantung pada dimana mereka bekerja, tipe operasional, pesawat yang mereka terbangkan, posisi atau jabatan, serta seberapa lama mereka bekerja untuk perusahaan. Belum lagi pundi-pundi uang lainnya yang mungkin bisa diraup pilot di beberapa kondisi.
Dikutip KabarPenumpang.com dari pilotjobcentral.com,setidaknya ada beberapa tipe atau jenis pekerjaan yang dihandel pilot. Masing-masing jenis pekerjaan tentu saja mempengaruhi pendapatan mereka karena memiliki besaran kompensasi yang berbeda-beda; mulai dari airline pilot pay, corporate pilot pay, cargo pilot pay, charter pilot pay, flight instructor pay, law enforcement pilot pay, aerial firefighter pilot pay, sampai crop duster pilot pay.
Airline pilot pay normalnya dihitung berdasarkan per jam. Tetapi, turunan dari itu bergantung pada setidaknya sembilan kondisi. Sembilan kondisi tersebut mulai dari pilot pay rigs, trip rig pay, duty rig pay, block rig pay, determining pay earned based on pilot pay rigs, work rules effect on pay, paid time of within the rig system, pilot employer operations and quality of life, hingga pilot per diem day.
Pilot pay rigs pada intinya pilot dibayar berdasarkan trip atau tugas yang diberikan kepada mereka, mulai dari satu hari hingga satu minggu. Hal itu tentu berbeda dengan trip rig pay. Rig system tersebut memungkinkan pilot dibayar berdasarkan rasio perjalanan. Seumpama, dalam empat hari, pilot menyelesaikan perjalanan sekitar 78 jam. Biasanya rasio yang digunakan 1:3, 1:4, dan 1:5. Dengan rasio, misalnya, 1: 4 maka 78 dibagi 4 dan hasilnya adalah 19,5. Jika pilot dibayar berdasarkan trip rig, pilot akan mendapat bayaran 19,5 jam.
Senada dengan trip rig, duty rig juga memungkinkan pilot dibayar berdasarkan rasio. Sebagai contoh, dalam empat hari, pilot berhasil terbang selama 42 jam, dengan rincian 8-12-12-10 hari berturut-turut dari hari pertama samapi ke empat. Rasio yang digunakan biasanya berkisar 1:1,5 – 1:3. Itu berarti, dengan rasio, misalnya, 1:2 pilot akan dibayar sebanyak 21 jam, hasil dari 42 dibagi 2. Hal itu justru berbanding terbalik dengan block rig pay, dimana model pembayaran pilot cenderung statis. Maksudnya, bila pilot menyelesaikan 25 jam perjalanan dalam sepekan, maka, ia dibayar seharga itu.
Lain lagi dengan determining pay earned based on pilot pay rigs. Sistem ini dinilai menguntungkan pilot dengan pembayaran berdasarkan catatan tertinggi. Biasanya, pilot diminta untuk memilih mereka dibayar untuk model yang mana di antara tiga ini, away from base, duty time, dan actual flight time.
Nah, dengan model determining pay earned, maka, pilot tak perlu repot memilih ketiga itu. Sebab, sudah otomatis, pembayaran tertinggilah yang akan diberikan ke pilot. Misalnya, berdasarkan away from base, maka pilot mendapat jam terbang 19,5 jam. Berdasarkan duty time, pilot mendapatkan 21 jam. Sedangkan bila berdasarkan actual flight time, pilot mendapat 25 jam. Jika demikian, pilot otomatis akan dibayar sebanyak 25 jam kerja.