Pada November 2016 silam, salah satu penyedia jasa layanan transportasi berbasis aplikasi asal San Francisco, California, Uber berencana untuk menghadirkan moda transportasi modern berupa mobil terbang atau yang lebih dikenal sebagai taksi udara. Pada waktu itu, Uber belum menentukan pilihan terhadap kendaraan apa yang nantinya akan digunakan untuk merealisasikan rencananya tersebut. Tapi seiring berjalannya waktu dan beberapa pertimbangan yang dilakukan, tepatnya pada hari Selasa (25/4/2017) kemarin, Uber telah menentukan pilihannya. Pertemuan pihak Uber dan partner barunya ini diadakan di Dallas, Texas.
Adalah Aurora Flight Sciences, sebuah perusahaan penyedia moda udara modern asal Virginia yang akan dipinang oleh pihak Uber untuk merealisasikan impiannya dalam penyediaan sarana transportasi modern. Dalam kerja samanya dengan Uber, Aurora Flight Sciences akan menggunakan sebuah moda udara yang menerapkan sistem electric Vertical TakeOff and Landing (eVTOL) dimana kendaraan tersebut akan mengudara dan mendarat dengan posisi vertikal, layaknya sebuah helikopter. Sebenarnya, moda udara yang satu ini merupakan pengaplikasian dari beberapa proyek yang bekerja sama dengan pihak penyedia.
Aurora Flight Sciences menggunakan baterai dengan sistem propulsi, sistem yang sama dengan XV-24A X-Plane Demonstrator milik Departemen Pertahanan Amerika. Untuk sistem keselamatannya, pesawat tanpa awak ini mengadopsi pesawat Centaur Optionally-Piloted. Sedangkan untuk masalah sistem penghindaran tabrakan, Aurora menggunakan sistem yang dikembangkan untuk Autonomous Aerial Cargo Utility System (AACUS) milik Angatan Laut Amerika.
John Langford, selaku CEO dari pihak Aurora menyebutkan Uber menginginkan kendaraan yang tidak bising dan handal. “Uber juga menginginkan kendaraan yang ekonomis,” tuturnya seperti yang dilansir dari laman prnewswire.com, Selasa (25/4/2017). Sebelumnya, pihak Uber melalui Direktur Tekniknya, Mark Moore mengatakan dengan adanya eVTOL akan membantu meningkatkan mobilitas perkotaan di seluruh dunia dan mengubah nuansa dari perjalanan para penumpangnya. “Ini merupakan sebuah langkah besar yang kami ambil dengan menggaet Aurora sebagai partner dalam proyek ini,” ucap Mark.
Dalam uji coba pertamanya yang dilakukan pada Kamis (20/4/2017) kemarin, pihak Uber merasa puas dengan performa dari eVTOL milik Aurora dan sepakat untuk mendatangkan sebanyak 50 buah dalam rangka uji coba pelayanan yang akan berlangsung hingga tahun 2020 mendatang. Pesawat yang dapat menampung dua penumpang ini menggunakan delapan buah baling-baling yang mengelilingi bagian kabin. Delapan baling-baling ini merupakan elemen pendukung eVTOL untuk melakukan take off dan landing secara vertikal. Sedangkan baling-baling yang ada pada bagian belakang akan memudahkan pesawat dalam mengudara.
Sama seperti pilihan moda lain pada aplikasi Uber, eVTOL ini juga nantinya dapat dengan mudah dijangkau oleh para penumpangnya dengan cara memesan melalui aplikasi tersebut. Hingga berita ini diturunkan, pihak Uber belum menyebutkan secara rinci mengenai tarif yang dikenakan untuk melakukan perjalanan dengan menggunakan eVTOL. Kira-kira, kapan Indonesia dapat mulai menggunakan moda transportasi modern seperti ini, ya?