Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan PT Garuda Indonesia pada Kamis (19/4/2018) kemarin di hadiri oleh keseluruhan pemegang saham Garuda. RUPS tahun 2018 ini merupakan yang ketujuh kalinya sejak melaksanakan IPO pada Februari 2011 lalu.
Baca juga: Perjalanan Kasus Koosmariam Djatikusumo Hingga Gugatan ke Garuda Indonesia
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansyuri mengatakan, sejalan dengan dinamika industri penerbangan pada tahun-tahun mendatang yang semakin kompetitif, akselerasi bisnis perusahaan juga harus ikut dikembangkan. Dia mengatakan, melalui manajemen baru itu diharapkan dapat mendukung upaya perseroan dalam mengakselerasi kinerja bisnis yang di jalankan.
“Kami berterima kasih kepada seluruh jajaran manajemen serta jajaran pemegang saham yang terus mendukung upaya perusahaan menghasilkan output bisnis yang sustainable”, papar Pahala yang dikutip KabarPenumpang.com dari siaran pers Kamis (19/4/2018).
Pada tahun 2018 ini, industri penerbangan semakin penuh tantangan dan perusahaan menargetkan pertumbuhan kapasitas penumpang mencapai 9-10 persen. Pahala mengatakan, pencapaian tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan khususnya melihat proyeksi nilai tukar mata uang asing dan harga bahan bakar pesawat yang masih flukuatif.
Dengan adanya RUPS ini, juga dilakukan pemberhentian degan hormat Direktur Produksi Garuda Indonesia Puji Nur Handayani serta penyesuaian struktur direksi baru yang akan bertugas mendamping Direktur Utama.
Dengan demikian, maka susunan Direksi Garuda Indonesia sesuai hasil RUPST adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Pahala N. Mansury
Direktur Operasi : Triyanto Moeharsono
Direktur Teknik : I Wayan Susena
Direktur Umum dan SDM : Linggarsari Suharso
Direktur Niaga Domestik : Nina Sulistyowati
Direktur Kargo & Niaga Internasional : Sigit Muhartono
Direktur Layanan: Nicodemus P. Lampe
Direktur Keuangan & Manajemen Resiko : Helmi Imam Satriyono
Sementara itu, sesuai dengan agenda RUPS 2018tersebut susunan Dewan Komisaris Garuda Indonesia juga mengalami perubahan dengan masuknya sejumlah nama baru menggantikan komposisi dewan komisari sebelumnya sebagai berikut :
Komisaris Utama & Independen: Jusman Syafii Djamal
Komisaris Independen : Hasan M. Soedjono
Komisaris Independen : Herbert Timbo Parluhutan Siahaan
Komisaris : Luky Alfirman
Komisaris : Chairal Tanjung
Komisaris : Dony Oskaria
Komisaris : Muzaffar Ismail
RUPST Garuda yang dilaksanakan juga menyetujui beberapa hal sebagai berikut yakni, Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2017, Pengesahan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017, sekaligus pemberian pelunasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan selama Tahun Buku 2017. Penetapan Remunerasi (Gaji/Honorarium, Fasilitas dan Tunjangan) Tahun Buku 2018, Penunjukan Kantor Akuntan Publik Untuk Mengaudit Laporan Keuangan Perseroan serta Laporan Keuangan Pelaksnaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan Tahun Buku 2018, Laporan Penggunaan Dana Penawaran Umum Saham Perdana dan Laporan Hasil PelaksanaanManagement and Employee Stock Options Program (MESOP).
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-02/MBU/07/2017 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-03/MBU/08/2017 tentang Pedoman Kerja Sama Badan Usaha Milik Negara.
Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-04/MBU/09/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-03/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Perubahan Pengurus Perseroan, adapun melalui agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pemegang saham juga menyetujui transaksi material penerbitan Global Bonds dengan jumlah maksimum sebesar US$750 juta.
Baca juga: Lebaran 2018: Garuda Indonesia Tingkatkan Kapasitas Penerbangan Hingga 8 Persen
Dalam rangka memperkuat kinerja keuangan dan operasional perusahaan secara berkelanjutan, Garuda Indonesia bersama jajaran anak perusahaan diawal tahun 2018 mencanangkan strategi bisnis jangka panjang bertajuk “Sky Beyond 3.5” yang akan menjadi value-driven Garuda Indonesia aviation group dengan target valuation Garuda Group sebesar US$3,5 milyar pada tahun 2020. Selain itu, Garuda Indonesia Group melalui “Sky Beyond 3.5″di tahun 2020 turut menargetkan profit perusahaan yang diestimasikan mencapai US$170 juta dengan jumlah penumpang mencapai 45 juta orang serta turut memperkuat capaian tingkat ketepatan waktu hingga 92 persen dengan standarisasi layanan bintang lima.