Selain Mass Rapid Transport (MRT) Jakarta, satu moda transportasi yang sebelumnya dinantikan oleh warga Jakarta adalah kereta bandara yang menghubungkan Stasiun Sudirman Baru dengan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang berada di Cengkareng, Tangerang. Kini, rasa penasaran warga Ibukota berubah menjadi skeptis manakala proyek yang sudah rampung sejak beberapa waktu yang lalu ini belum juga beroperasi hingga sekarang.
Baca Juga: Awal Beroperasi, Kereta Bandara Soekarno-Hatta Akan Digratiskan!
Sebagaimana yang dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa kereta bandara ini menggabungkan pergerakan slot-slot kereta lain, sehingga PT Railink selaku operator kereta tersebut harus terus melakukan serangkaian uji coba, supaya saat nanti diresmikan, tidak ada gangguan yang berarti dengan adanya tambahan dari kereta bandara.
“Mestinya tanggal 1 itu sudah bisa dioperasikan secara rutin. Komersialnya nanti saat diresmikan oleh Presiden Jokowi. Jadi ini semacam simulasi terhadap beberapa rangkaian-rangkaian baik yang di Jakarta maupun Soekarno Hatta dulu supaya matching,” ungkap Budi seperti yang dikutip dari laman detik.com (2/12/2017). “Tadi saya sudah telpon dengan KAI dan APMS (Automatic People Mover System atau Sky Train) yang ada di Soetta, supaya ini (pengoperasiannya) mulus. Mestinya paling lambat dalam satu minggu ke depan, ini sudah berjalan,” tandas suksesor dari Ignasius Jonan itu.
Tidak hanya sampai di situ, citra kereta bandara semakin tercoreng setelah moda tersebut sempat mogok ketika melewati wilayah Batu Ceper pada Selasa (5/12/2017). Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto membantah mogoknya kereta bandara karena mati listrik. “Kalau listrik mati itu enggak, namanya trek baru, justru ini namanya uji coba yang kita lakukan mencari titik temunya, biasa itu,” kelit Heru. “Masih berbagai kemungkinan kalau di jalur baru, apakah tingkatan sarana atau prasarana, kami rapat dan evaluasi,” tandasnya dikutip dari sumber yang sama.
Memang, penjelasan dari Heru bisa dibilang masuk akal juga, namun beberapa kabar sempat beredar bahwa armada yang digunakan oleh PT Railink ini merupakan kereta tangan kedua dari Swedia. Kereta yang tenar dengan nama Railink Basoetta ini menggunakan sistem traksi VVVF-IGBT dengan nama MITRAC yang diproduksi oleh Bombardier Transportation, yang merupakan salah satu sistem propulsi traksi tercanggih yang pernah diproduksi oleh Bombardier pada saat ini.
Baca juga: Melesat 200 Km Per Jam, Arlanda Express Kereta Bandara Tercepat
Lebih lanjut, kereta yang menjadikan pantograf sebagai metode pengambilan arus ini ini menggunakan Train Information Monitoring System (TIMS) yang juga dipakai pada KRL-KRL AC buatan INKA yang lainnya, sebut saja KRL Jabodetabek. Kereta yang memiliki bobot maksimum 39.000 kg ini mampu melesat dengan kecepatan maksimum 120 km per jam.
Walaupun banyak spekulasi terkait mogoknya Railink Basoetta terus berkembang, namun satu yang pasti, warga Jakarta tetap menantikan kereta ini beroperasi dengan normal.