Pelabuhan Merak di Banten merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. Dikatakan sibuk karena ada sekitar 50-an kapal ferry yang melakukan penyeberangan dari Merak menuju Bakauheni dengan melintasi Selat Sunda. Sibuknya pelabuhan Merak ditunjang dengan 5 dermaga besar dengan 3 dermaga reguler dan 2 dermaga non reguler.
Mengapa ada dibedakan antara dermaga reguler dan non reguler? Ini karena 3 dermaga reguler memiliki batas tampung 6 kapal setiap dermaganya dengan 24 trip per hari pada masing-masing dermaga. Lain lagi dengan non reguler, pada dermaga ini jumlah kapal yang beroperasi bervariasi dan tidak memiliki target trip yang tetap dan cenderung fluktuaktif.
Kerennya lagi, pelabuhan Merak ini memiliki jalur khusus untuk bus, truk, roda empat, roda dua dan penumpang yang berjalan kaki. Biasanya, para penumpang yang berjalan kaki melalui jembatan penumpang atau biasa di sebut gang way. Sayangnya, gang way hanya berada di 5 dermaga yakni dermaga 1, 2, 3, 4 dan 5. Untuk dermaga 6 hingga kini belum ada gang way untuk penumpang yang berjalan kaki menuju ke kapal.
Tak hanya dermaga, pelabuhan Merak juga dilengkapi fasilitas-fasilitas yang membuat para pengguna pelabuhan nyaman dan merasa aman. Fasilitas yang pertama yakni loket. Loket di pelabuhan Merak ini sendiri di bagi 2 macam, ada loket untuk penumpang dan kendaraan. Loket penumpang dibagi 6 lajur dengan di satu ruang informasi untuk memberikan informasi bagi para penumpang kapal.
Untuk loket kendaraan yang jelas berbeda dengan penumpang yang berjalan kaki. Loket kendaraan pun di bagi 2 lagi yakni loket A dan B. Bingung perbedaannya? Loket A untuk kendaraan pribadi dengan tarifnya sesuai golongan. Jadi, untuk motor dan mobil pribadi sudah pasti harganya berbeda. Loket B, di loket ini biasanya digunakan oleh kendaraan besar seperti truk ataupun bus. Kerennya, di loket B ini, disediakan timbangan agar angkutan besar yang masuk tidak melebihi muatan kapal.
Fasilitas kedua yaitu ruang tunggu, biasanya untuk para penumpang yang menunggu kapal sebelum kapal berangkat. Ruang tunggunya pun dibedakan antara penumpang kapal Ro-Ro dengan penumpang kapal cepat. Ruang tunggu penumpang kapal ro-ro terdapat 2 lantai sedangkan untuk kapal cepatnya hanya 1 lantai saja. Untuk penumpang yang suka ke kamar mandi jangan takut berebutan, karena di pelabuhan Merak di sediakan 19 toilet.
Tak hanya itu Merak juga punya Pos Polisi yang memiliki pelayanan 24 jam. Nah, untuk lahan parkir pastinya ada, karena sebelum masuk kapal ferry, baik kendaraan pribadi maupun angkutan besar bisa parkir dulu di areal yang sudah dipersiapkan. Fasilitas penunjang lainnya yakni, terminal bus. Di terminal bus yang ada di pelabuhan Merak ini biasanya bus-bus yang menuju daerah-daerah seperti Jakarta, Bandung atau daerah yang lainnya.
Dari sejarahnya, pelabuhan Merak dibangun tahun 1912 oleh Hindia Belanda melalui sebuah perusahaan kereta api. Dulunya, sebelum menjadi seperti sekarang ini, pelabuhan Merak digunakan Hindia belanda untuk jalur pendukung kereta api Tanah Abang dengan Merak. Kemudian pada tahun1959, dan sesudah Kemerdekaan Indonesia, pelabuhan Merak diambil alih oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api.
Dari rancangannya, Pemerintah Hindia Belanda membuat pelabuhan Merak ini lebih karena alasan strategis dan keinginan pihak Belanda mudah untuk memantau serta mengawasi pelayaran yang melintasi Selat Sunda, terkhusus bagi kapal-kapal dagang. Tak hanya itu, pelabuhan Merak juga dibuat untuk tempat pengalihan terhadap aktivitas masyarakat pribumi agar tidak menumpuk di pelabuhan Tanjung Priok.
Saat pertama kali dibuka, pelabuhan Merak dilayani oleh KM Taliwang dengan rute yang menghubungkan antara Merak dan pelabuhan Panjang di Lampung. Namun sejak 1984 ini rute penyeberangan ferry sudah dialihkan ke pelabuhan Bakauheni yang punya titik lebih dekat dari pelabuhan Merak.