Banyaknya lapangan pekerjaan di luar sana membuat kita kerap kali lupa dengan profesi yang satu ini, padahal perannya bisa dibilang sangat vital untuk tetap menjamin ritme mobilitas warga. Ya, masinis. Ironis memang tatkala mengingat tanggung jawabnya dalam bertugas tidaklah mudah. Tidak hanya menjaga penumpang agar selamat sampai tujuan, tapi masinis juga bertanggung jawab terhadap ular besi bernilai puluhan miliar yang ia kendalikan.
Baca Juga: Mengenal Polsuska, Penegak Peraturan di Kereta Api
Walaupun tanggung jawab tersebut tidak bisa dikesampingkan, tapi itu sama sekali tidak menyurutkan minat banyak orang untuk menjadi seorang masinis. Lalu, apa saja syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang masinis?
Diinformasikan sebelumnya, KabarPenumpang.com melansir dari laman detik.com (25/8/2017), Vice President Personel Administration PT KAI, Ana Diana mengatakan bahwa PT KAI tengah membuka lowongan pekerjaan sebagai masinis. “Sedang proses seleksi, tahun ini rencana buka lagi kalau ternyata masih kurang. Tahun lalu saja kita buka 600 orang. Karena kan kebutuhan juga semakin meningkat, ada kereta bandara, kemudian KRL juga bertambah, ada yang pensiun, dan sebagainya,” ujar Ana. “Yang daftar ribuan,” imbuhnya.
Bicara soal gaji, seorang masinis akan ‘diupahi’ nominal yang bisa dibilang di atas rata-rata UMR suatu daerah. “Kalau masinis open (tahun pertama) saja sudah Rp 7,5 juta per bulan. Memang dibanding pegawai KAI lain, masinis gajinya tinggi. Alasannya, karena risiko pekerjaan juga tinggi. Untuk masinis senior bahkan bisa Rp 18 juta sebulan,” terang Ana. Melihat pendapatannya yang cukup besar, maka tidak heran banyak orang yang berbondong-bondong melamar menjadi seorang masinis.
Untuk persyaratan umum menjadi seorang masinis tidaklah terlalu berat. Dikutip dari laman resmi PT KAI, syarat untuk menjadi seorang masinis adalah pria, lulusan SMA penjurusan IPA atau SMK jurusan listrik/mesin/otomotif, nilai UAN rata-rata minimal 6, usia 18 hingga 25 tahun, dan tinggi badan minimal 165 cm. Jika sudah memenuhi persyaratan tersebut, tidak lantas Anda dapat menjadi seorang masinis. Masih banyak serangkaian pelatihan serta tes yang harus dijalani sebelum akhirnya menyandang predikat resmi menjadi seorang masinis.
Tahap selanjutnya yang menjadi momok menakutkan bagi para calon masinis adalah tes kesehatan, karena Ana sendiri mengaku bahwa pada tahapan ini banyak calon masinis yang ‘gugur’. “Biasanya banyak yang gugur di kesehatan, normal tapi ternyata jantungan, kesehatan mata, verises, dan lainnya. Kalau pendidikan minimal untuk mendaftar masinis, minimal SLTA IPA atau SMK listrik, mesin, atau elektro,” jelasnya.
Masinis maupun Asisten Masinis jelas harus sehat jasmani maupun rohani, tidak buta mata, tidak buta warna, tidak tuli, tidak bisu dan memiliki postur fisik yang memenuhi syarat dan bebas dari narkoba. Meskipun ketika awal masuk menjadi masinis maupun asisten masinis sudah di tes kesehatan oleh PT KAI/ PT KCJ, namun secara berkala dan saat ujian sertifikasi Awak Sarana Perkeretaapian (ASP), mereka akan di tes ulang lagi. Dalam tes kesehatan, pemeriksaan medis meliputi : Riwayat Penyakit, Kondisi Umum, Tensi, THT, Leher, Thorax, Ekstremitas, Mata dan Urine.
Selain serangkaian tes kesehatan di atas, para calon masinis juga akan melewati beberapa etape pelatihan. Salah satunya adalah Pelatihan Pembentukan Kepribadian atau yang sering disebut Diksarwira (Pendidikan Dasar Kewiraan). Di sini, para calon pegawai PT KAI termasuk masinis akan menjalani pelatihan semi militer selama kurang lebih dua minggu di lingkungan TNI. Para calon pegawai PT KAI tidak hanya ‘digembleng’, melainkan mereka juga akan mengenal rekan-rekan baru dengan karakter dan domisili yang berbeda.
Baca Juga: Penumpang Ini Sama-Sama Terjepit Pintu Kereta, Namun Beda “Penderitaan”
Di akhir pelantikan tersebut, seluruh calon pegawai PT KAI akan mendapatkan seragam resmi pegawai PT. KAI yang disebut Seragam R6. Setelah proses pelatihan ini berakhir, para calon pegawai lalu dipulangkan ke wilayahnya masing-masing.
Khusus untuk para calon masinis, biasanya mereka akan melanjutkan masa magang di Dipo Lokomotif atau Kantor UPT Crew Kereta Api selama beberapa waktu hingga ada panggilan untuk mengikuti pendidikan masinis di Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo, Yogyakarta. Cukup rumit ya tahapan yang ditempuh untuk menjadi seorang masinis, tapi semua itu sudah ada standarnya yang sama sekali tidak bisa dilongkap, karena akan berdampak pada banyak orang di waktu yang akan datang jika salah satu tahapan tersebut dilewati.