Berbicara soal masinis, di Indonesia pekerjaan ini dikuasai hampir 100 persen oleh pria. Entah mengapa pekerjaan ini sepi dengan sosok wanita, padahal di luar negeri seperti India dan Jepang, seorang wanita yang menjadi masinis bukanlah hal baru lagi.
Baca juga: Progres MRT Jakarta Tak Terlalu Signifikan, Rolling Stock Terlambat Tiba Karena Kendala Cuaca
Bahkan beberapa diantaranya sudah menjadi pejabat di sistem perkeretaapian masing-masing meski memulai karir menjadi seorang masinis. Tahun 2014 lalu, kereta commuter (KRL) yang dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sempat memiliki sembilan orang masinis wanita.
Tetapi kini tak lagi ada kabar terkait dengan masinis wanita di KRL. Ternyata, PT MRT Jakarta juga menghadirkan masinis wanita untuk menjalankan kereta mereka pada Maret 2019 mendatang. Diketahui ada lima orang masinis wanita dari 50 orang calon masinis yang ada saat ini. Dua diantaranya sudah lulus dari proses pelatihan dan pembelajaran di MRT Malaysia.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono mengatakan, masinis yang ada di MRT akan berbeda dengan yang ada di KRL maupun kereta api jarak jauh. Sebab, mereka hanya akan mengoperasikan buka tutup pintu, tetapi tidak memungkinkan untuk menjalankan kereta secara manual jika terjadi kendala pada sistem operasional dari pusat.
“Mereka ada lima orang, kita latih karena pekerjaan ini memerlukan banyak kecermatan. Dimana mereka juga harus bisa mengemudikan kereta ketika kondisi darurat,” ujar Agung saat ditemui KabarPenumpang.com di Metro Coffee, Rabu (28/3/2018).
Agung mengatakan, pemilihan masinis perempuan ini tidak ada pertimbangan khusus. Hal ini seperti dikatakan Direktur utama MRT Jakarta William Sabandar dimana mencari masinis wanita tak mudah karena lebih sulit dibandingkan pria. “Kita waktu lihat gimana waktu mencari masinis ini memang dunia lelaki. Sulit sekali mencari tenaga wanita. Kita coba mendorong ini bukan dunia yang hanya laki-laki, wanita juga bisa lakukan ini. Dibuktikan dengan adanya masinis wanita,” jelasnya.
Baca juga: PT MRT Jakarta Tambahkan Direktur Pengembangan dan Dukungan Bisnis ke Jajaran Direksi
Agung juga menambahkan, untuk masinis wanita ini mereka didapat dari API (Akademik Perkeretaapian Indonesia) dn juga dari STTD (Sekolah Tinggi Transportasi Darat). Mereka menjadi masinis setelah melalui tahapan tes dari pihak MRT Jakarta. “Kami melakukan tes sebelum menjadi masinis, nah mereka berlima itu kita dapatkan dari rangkaian tes tersebut. Mereka juga rata-rata lulusan D3 perkeretaapian,” kata Agung.