Monday, November 25, 2024
HomeAnalisa AngkutanLihat Dampak Pada Kota, iCity-CATT Akan Tinjau Teknologi Pada Mobil Otonom

Lihat Dampak Pada Kota, iCity-CATT Akan Tinjau Teknologi Pada Mobil Otonom

Kemajuan zaman memang membuat banyak perubahan, namun tidak semua perubahan tersebut memiliki imbas positif. Contohnya seperti inovasi yang kini tengah dimatangkan oleh beberapa perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang otomotif, seperti Waymo hingga ke perusahaan e-sharing seperti Zipcar. Perusahaan-perusahaan tersebut seolah dipojokkan dengan argumen yang mengatakan kemajuan teknologi dibidang otomotif hanyalah akan menambah resiko selama perjalanan, karena situasi yang benar-benar tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, para perusahaan tersebut akan memperbaiki sistem keselamatan yang berlaku, mengurangi kemacetan, serta tingkat emisi yang lebih rendah.

Baca Juga: Olympic Park Montreal Kanada Mulai Uji Coba Bus Tanpa Awak

Di Pusat Penelitian U of T tengah mempelajari sebuah skema baru, bagaimana membuat sebuah teknologi baru yang sesuai dengan keinginan kita dan dapat memainkan berbagai spekulasi dalam kehidupan nyata. Adalah iCity Centre for Automated and Transformative Transportation Systems (iCity-CATTS) dari University of Toronto Transportation Research Institute (UTTRI) yang nantinya akan melakukan pemeriksaan terhadap teknologi transportasi terbaru dapat mempengaruhi lingkungan kota. Nantinya, tim multidisipliner akan menciptakan model dan metode yang dapat mengukur imbas terhadap kota, tidak terkecuali sistem transportasi, ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Sebagai seorang yang akan memimpin penelitian baru ini, Profesor Baher Abdulhai akan bersanding dengan beberapa rekannya dari UTTRI. Ia menganalogikan, perubahan pada dunia terjadi mana kala Heny Ford menciptakan mobil dalam sebuah produksi massal pertama lebih dari 100 tahun yang lalu. Berpegang pada analogi tersebut akhirnya Prof. Baher tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Sebagaimana KabarPenumpang.com wartakan dari laman news.engineering.utoronto.ca, Jumat (26/5/2017), Prof. Baher mengatakan dibalik semua nilai positif yang ada pada mobil-mobil otomatis, bukan berarti semua itu tanpa suatu kekurangan atau risiko. “Kami ingin menghindari risiko dan memberdayakan orang-orang serta pebisnis untuk memaksimalkan potensinya,” ungkap Prof. Baher.

Sumber: engineering.utoronto.ca

Perkembangan mobil otonom dewasa ini seolah dipercepat dengan adanya perbaikan secara terus menerus serta pembelajaran secara menyeluruh terhadap moda tersebut, yang juga akan mempengaruhi sistem kecerdasan buatan yang akan memperbaiki kemampuan navigasi dan manuvernya.  Tidak menutup kemungkinan, mobil tersebut nantinya dapat lebih menghemat penggunaan ruang di jalanan. “Jika kendaraan otonom diprogram untuk berhati-hati dan memberi lebih banyak ruang di jalanan, dibandingkan dengan pengemudi manusia, maka kapasitas jalan akan benar-benar bisa diminimalisir,” katanya.

Baca Juga: Olli, Bus Autonomous yang Bisa Diajak Bicara

Lebih lanjut, Prof. Baher mengatakan kendaraan otonom juga dapat membantu memberikan solusi pada orang-orang yang tinggal jauh dari tempatnya bekerja. Mereka bisa menghabiskan waktu sambil bekerja di laptop atau bercengkrama dengan rekan kerjanya, sementara mobil otonom tersebut akan mengantarkan Anda ke tempat tujuan. “Akan banyak muncul pertanyaan mengenai mobil semacam ini, namun belum ada yang tahu jawabannya,” tambah Prof. Baher.

Ada beberapa poin yang menjadi fokus pelajaran dari Prof. Baher guna membangun model dan menstimulasikannya ke berbagai skenario, yaitu infrastuktur, pengangkutan, lingkungan, keselamatan manusia, kebijakan, dan keberlanjutannya.

Baca Juga: Selangkah Lagi, Uber Akan Operasikan Taksi Udara

“Sebagian besar minat penelitian saat ini hanya berfokus pada teknologi, dan kurangnya perhatian terhadap mobilitas, sosial, ekonomi, dan implikasi lingkungan,” ungkapnya. “Inilah yang nantinya akan diusahakan dengan adanya iCity-CATTS. Penelitian kami akan menunjukkan bagaimana teknologi baru, termasuk kecerdasan buatan dan kendaraan otomatis, akan berdampak pada sistem di seluruh kota dan mempengaruhi kualitas hidup masyarakatnya.” Tutup Prof. Baher.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru