Penumpang pesawat pastinya akan selalu mendapatkan pelayanan dari para awak kabin baik itu pramugari maupun pramugara. Apalagi mereka berpenampilan rapi dengan seragam maskpai penerbangan mereka masing-masing.
Baca juga: Kasus Awak Kabin Jetstar: Tenaga Asing Dibayar Murah dengan Kerja Ekstra
Tak hanya itu paras mereka yang rupawan dan sikap sopan mereka pun membuat penumpang nyaman. Ya, ternyata profesi menjadi pramugari/pramugara sangat diminati dalam industri penerbangan selain pilot.
Bukan hanya karena gaji yang besar, tetapi menjadi seorang awak kabin juga kebanggann tersendiri. Diketahui, gaji pramugari/pramugara bisa mencapai Rp15 juta per bulannya dan yang senior bisa mencapai Rp20 juta, pendapatan ini sendiri tergantung jam terbang mereka.
Tapi tahukah Anda bahwa untuk menjadi seorang awak kabin bukanlah hal yang mudah. Sebab, KabarPenumpang.com melansir dari laman intisari.grid.id (19/9/2018), berikut ini proses seleksi yang harus dilaksanakan apalagi jika ingin menjadi awak kabin dari Garuda Indonesia.
Direktur SDM dan Umum Garuda Indonesia, Linggarsari Suharso mengatakan, saat pihaknya membuka lowongan untuk pramugari, tidak heran jika ada ribuan pendaftar. Padahal dia mengatakan, Garuda Indonesia hanya butuh 40-an hingga 70-an orang.
Tes masuknya pun ada beberapa tahapan yakni yang pertama adalah syarat pemberkasan. Kemudian bahasa Inggris dengan nilai TOEIC 600. Selanjutnya jika berkas lolos, maka akan berlanjut tahap du yakni Boddy Mass Index (BMI) atau postur tubuh ideal.
“Kan tinggi minimum 160, kalau dihitung BMI-nya sekitar 48-50-an kilo. Ya, di BMI itu banyak yang gugur, bisa 40 persenan. Tinggi kurang 1,5 centimeter aja kita tak bisa ditolerir,” ujar Senior Manager Flight Attendant Garuda Indonesia, Yonas.
Tahapan ketiga yakni wawancara dengan user yakni kru-kru Garuda Indonesia yang juga dilanjutan dengan psikotes serta Bahasa Inggris di hari yang sama.
“Bahasa Inggris itu harus aktif berkomunikasi, presentasi, greetings dan lain-lain. Gugup atau tidak, kebanyakan bengong atau engga pas ditanya. Hasilnya kita umumkan lewat email resmi Garuda, ga ada japri (jalur pribadi) atau apa,” tutur Yonas.
Nantinya bila tiga tahapan-tahapan awal ini selesai, para calon awak kabin akan menerima email jika lolos dan melakukan verifikasi data yang dinamakan background check. Ini dimana pihak HRD akan melihat data keluarga, mengecek ulang formulir yang diisi diawal untuk melihat valid atau rekayasa.
Bila semua hal tersebut lolos, makan calon awak kabin melakukan medical chek up yang diawasi oleh otoritas nasional. Bila lolos, Yonas mengatakan calon awak kabin masuk dalam tahap pemantauan akhir oleh direksi apakah sesuai kompentensi atau tidak.
Baca juga: Ternyata! Pendapatan Petugas ATC Jauh Lebih Tinggi dari Seorang Pilot
“Setelah seleksi awal, masuk tahap ground training di sini, selama empat bulan menginap. Ada pelatihan-pelatihan pelayanan, keselamatan, dan segala macam. Baru flight training. Dalam latihan terbang itu, kru kabin pemula harus melalui 10 sektor, contohnya Jakarta-Denpasar yang masuk dalam satu sektor. Kemudian kru kabin juga harus melakukan penerbangan dua sektor tambahan dari Departemen Perhubungan untuk mendapatkan surat izin. Setelah itu baru resmi, total (seleksi) 5-6 bulan,” jelas Yonas.
Tips agar lolos seleksi awak kabin yakni paling utama adalah keahlian bahasa, sebab buku panduan manual semua menggunakan bahasa Inggris. Selain itu harus menyanggupi standar BMI dan mempersiapkan kesehatan.