HYBRIDShip, pemasok peralatan industri perkapalan dari Rotterdam, Belanda, dikabarkan tengah membangun basis pengetahuan untuk sistem pergerakan dengan kemampuan nol emisi bagi kapal besar dan kapal ferry. Teknologi nol emisi akan menggunakan dan menggabungkan bahan bakar hydrogen bersama dengan baterai.
Hydrogen merupakan salah satu bahan bakar yang bisa digunakan berkelanjutan dan ramah lingkungan, ada pun hasil pembakaran hydrogen ini adalah air dan panas. Bahan bakar ini dapat diproduksi dengan menggunakan berbagai macam proses dan dari berbagai sumber di alam yang ada termasuk bahan bakan fosil, bio massa dan energi terbarukan lainnya.
Sedangkan bahan bakar berupa baterai menghasilkan listrik melalui reaksi kimia, keduanya ini bila digabungkan bisa menghasilkan tenaga yang sama dan bebas dari polusi. Proyek ini, mendapat sokongan dana dari PILOT-E yakni sebuah badan gabungan Dewan Penelitian Norwegia, Innovation Norway dan Enova. Ini terlepas dari dukungan NMA, HYBRIDShip juga masuk dalam klasifikasi masyarakat DNV GL dan mitra lainnya.
Dilansir dari emag.nauticexpo.com, “Dengan menangani desain kapal tertentu, proyek ini kedepannya akan membawa pada proses persetujuan untuk penggunaan hydrogen dalam pelayaran. Hal yang sama juga berlaku untuk aturan Det Norske Veritas (DNV),” ujar Kepala Kelompok NMA Kolbjørn Berge.
Dia mengatakan, hal terpenting adalah tingkat keselamatan secara keseluruhan untuk mesin konvensional bertenaga minyak. Selain itu, manajer proyek HYBRIDShip Fiskerstrand, Kåre Nerem menjelaskan bahwa kekuatan yang mendorong dibelakang proyek ini adalah masalah lingkungan dan keinginan untuk menggunakan serta mengembangkan solusi terbaru dengan bahan bakar terbarukan.
“Pendanaan PILOT-E kami berasal dari sebuah program untuk solusi nol emisi di industri kelautan, tetapi Fiskerstrand juga ingin memimpin teknologi baru ini. Kami percaya hal itu akan menjadi pasar yang penting dalam waktu dekat, ” ujar Kåre Nerem.
DNV GL sendiri memiliki aturan untuk bahan bakar sel dan hydrogen tetapi masih perlu pembaharuan untuk kemajuan teknis baru-baru ini. sedangkan NMA sendiri tak memiliki aturan seperti halnya DNV GL. Fokusnya pada kedua lembaga ini adalah keamanan dan metode yang aman dalam menangani hydrogen di atas kapal. Tak hanya itu, fakta akan memiliki hybrid solusi hydrogen sebagai pengganti bahan bakar sel juga perlu untuk menentukan persyaratan teknis dan peraturan untuk bahan bakar sel.
Pihak HYBRIDShip memilih hydrogen dan baterai sebagai pengganti bahan bakar sel yakni untuk solusi terbaik pada pelayaran. Nerem menambahkan, pihaknya juga sudah menggunakan solusi hybrid dan dimana pada saat itu baterai digunakan untuk mengambil posisi puncak selama maneuver, dan ini menjadi cara terbaik untuk mengurangi konsumsi energi secara total dibandingkan bahan bakar sel. Dalam pembuatan ini, Nerem memprediksi prototipe ferry ini akan bisa beroperasi di tahun 2020 mendatang dalam bentuk yang sudah dikonversi.
Sebagai proyek HYBRIDShip, Dewan Hidrogen meluncurkan di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss awal tahun ini. Ini adalah inisiatif global pertama yang menawarkan visi jangka panjang dari transisi ke energi yang berkelanjutan melalui hydrogen. Selain itu, perusahaan yang berbasis di Rotterdam dan otoritas pelabuhan yang melihat menggunakan listrik hijau dari tenaga angin lepas pantai untuk menghasilkan hydrogen.
Nerem menyatakan, “Kami menyadari proyek di seluruh dunia, tapi untuk saat ini kami belum memiliki kontak resmi dengan orang lain. Tapi saya yakin Fiskerstrand dan mitra kami akan berhubungan dengan proyek lainnya untuk berbagi pengalaman dan, untuk beberapa derajat, solusi teknis. “