Penyedia transportasi berbasis online, Grab, baru-baru ini memulai uji coba untuk layanan berbasis permintaan (on demand) di Punggol, Singapura setelah empat bulan Land Transport Authority (LTA) mengumumkan untuk mencari pelayanan bus seperti ini. Layanan baru ini diluncurkan Rabu 11 November 2017 kemarin yakni GrabShuttle Plus.
Baca juga: Singapore Airlines dan Grab Integrasikan Layanan Ridesharing di Satu Aplikasi
KabarPenumpang.com merangkum dari straitstimes.com (8/11/2017), para pengguna yang melakukan pemesanan pada aplikasi di smartphone kini dapat mengharapkan sebuah bus antar jemput yang tiba sekitar lima sampai sepuluh menit sebelumnya dan bisa membawa mereka ke stasiun sekitar Punggol.
Wahana GrabShuttle Plus ini tersedia antara pukul 06.00 pagi dan 22.00 dan tarif yang dikenakan S$1,20. GrabShuttle terbaru ini berbeda dari yang sebelumnya diluncurkan, ini adalah kolaborasi Government Technology Agency of Singapore, yang hanya beroperasi pada rute dan timing tetap.
Kepala GrabShuttle Singapura, Mr James Ong, mencatat bahwa Grab mengambil bagian dalam tender untuk bus on demand LTA. Uji coba Punggol, nantinya akan membantu mengumpulkan wawasan untuk memberikan layanan yang superior jika dipilih.
James mengatakan dengan adanya ini akan melengkapi jaringan transportasi umum yang lebih luas. “Kami memiliki kepercayaan yang sama dengan LTA bahwa layanan bus dinamis dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih baik dan mengoptimalkan sumber daya dan biaya operasional,” tambahnya.
James menggambarkan Punggol sebagai testbed alami untuk layanan baru ini yang mencatat bahwa penghuninya adalah pengguna Grab biasa. Tak hanya Punggol, kedepannya jika Grab terpilih, maka layanan baru ini akan mencakup wilayah lain juga.
Saat ini Grab sedang fokus membuat lebih banyak orang menggunakan layanan ini sehingga bisa mempelajari pola perjalanan untuk layanan bus dinamis ini. Aplikasi GrabShuttle Plus terbaru ini akan tersedia di iOS dan Android dengan didukung oleh teknologi Kanada dari Startup RideCo yang menawarkan layanan serupa di Ontario, Kanada.
Baca juga: Di Kanada Uber Jadi Transportasi Umum Dengan Trayek Khusus
James mengatakan, Rideco menyediakan platform yang memungkinkan Grab untuk mempelajari perilaku pengguna dengan penyempurnaan teknologi minimal pada bagiannya. “Kami akan merambah secara global dengan mitra operator transportasi lokal, berkat skala Grab dan pengetahuan pasar lokal membuat solusi ini menjadi kombinasi yang sempurna,” kata pendiri RideCo, Prem Gururajan.
Dia mengatakan bahwa RideCo ingin memperluas jangkauannya di Asia Tenggara, dan mengharapkan untuk meluncurkan lebih banyak layanan di wilayah ini dalam beberapa bulan mendatang. Sedangkan para pengamat mengatakan mereka tidak terkejut dengan layanan terbaru Grab.
Bus on demand seperti layanan ride sharing GrabShare atau Uberpool on steroids, kata dosen senior Ilmu Pengetahuan Universitas Singapura Park Byung Joon, yang mengkhususkan diri pada transportasi perkotaan. Dr Lee Der Horng, seorang peneliti transportasi dengan National University of Singapore, mengatakan dengan pengalamannya dalam menawarkan layanan penyewaan, Grab memiliki lebih banyak pengalaman dalam menangani big data dan juga penanganan permintaan komuter.
Azmi Mohamed, seorang penumpang mengatakan bahwa layanan bus on demand bukanlah pengganti yang menarik untuk layanan bus pengumpan, yang sudah sangat biasa dan murah, dengan tarif dibatasi 77 sen per perjalanan. Tetapi spesialis IT mencatat bahwa layanan bus on demand semacam itu bisa menjadi keuntungan saat bepergian di antara tempat-tempat yang berada di dekatnya, namun tidak dilayani oleh layanan bus konvensional.