Selama ini, transportasi umum berbasis massa yang biasa Anda naiki di Ibu Kota tidaklah memiliki sebuah desain khusus yang dapat menarik hati para calon penggunanya, sebagaimana yang dilakukan oleh Pemkot Bandung dengan menyediakan Bandros. Jika Bandros lebih menonjolkan nuansa double decker kuno khas Inggris, lain halnya dengan sebuah bus di Taipei, Taiwan yang memiliki konsep nyentrik pada bagian kabinnya.
Baca juga: Bus Singapura Gunakan Aroma Terapi Sebagai Tanda
Adalah Alfie Lin, seorang yang berada di balik ide pemindahan nuansa hutan ke dalam bus komuter di Taipei. Bus kota yang semula hanyalah bus biasa kemudian diubah menjadi green house keliling yang penuh dengan berbagai bunga hias, seperti anggrek, lili, dan beragam pakis. Interior yang serba hijau, dipadukan dengan kursi berbalut rumput sintetis serta ornamen pendukung lainnya yang berhasil menyulap sebuah moda transportasi berbasis massa menjadi hutan buatan.
KabarPenumpang.com melansir dari laman Reuters, Rabu (24/5/2017), Pemerintah Taipei sengaja menyediakan bus berkonsep hutan seperti itu dalam rangka untuk mengkampanyekan zona hijau dan pentingnya keberadaan tanaman hijau di negaranya. Sosialisasi dan integrasi konsep hijau seperti ini menjadi hal yang amat penting di Taiwan mengingat tingkat polusi di negara itu yang sudah perlu mendapatkan perhatian secara serius. Bus bernuansa hutan ini baru saja menjalani masa uji cobanya yang baru saja berakhir pada hari Minggu, (28/5/2017) kemarin. Selama masa uji coba tersebut, sebanyak 20 penumpang yang mampu ditampung oleh bus ini tidak perlu membayar ongkos perjalanan, alias gratis.
Dengan hadirnya bus ini ke jalan-jalan di Taipei beberapa hari yang lalu, perhatian warga seolah langsung tersita dikala bus ini melintas. Tak ayal, bus ini menjadi idaman sesaat para warga Taipei. Bukan hanya warga Taipei, para pelancong mancanegara yang tengah mengunjungi Ibu Kota dari Negara berjuluk Naga Kecil Asia tersebut juga turut penasaran dengan kehadiran dari bus bernuansa hutan tersebut.
Baca Juga: Revolusi Pembelian Tiket Bus di Myanmar Tidak Lepas dari Peran Kakak-Beradik Ini
Benar saja, kehadiran bus bernuansa alam tersebut disambut respon positif dari siapa saja yang sudah pernah menaikinya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang seolah ketagihan untuk kembali menaiki bus ini. “Terkesan lebih santai ketimbang bus biasa, saya bisa bercengkrama dengan teman-teman sambil mengambil beberapa foto. Ini merupakan kali ketiga saya menaiki bus berkonsep alam dalam kurun waktu sepekan ke belakang,” tutur seorang pegawai museum yang merupakan salah satu penggemar dari bus ini.
Komentar lain datang dari seorang ibu Rumah Tangga yang mengharapkan bus semacam ini menjadi layanan regular, terutama untuk bus tingkat. “Saya merasa senang dan amat nyaman berada di dalam sini, ditambah dengan aroma bunga serta tanaman lain. Saya berharap bus ini bisa diaplikasikan pula untuk double decker dengan layanan regular. Tentu saja, kehadirannya kelak akan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan,” tukasnya.
Selain menarik hati penumpangnya, desain bus bernuansa hutan ini merupakan salah satu aksi nyata dalam mengentaskan masalah polusi yang semakin mengerak. Kenyamanan dan rasa senang yang dirasakan oleh penumpang diharapkan akan menjadi motivasi bagi mereka untuk mulai menanam tanaman di rumah mereka atau melakukan gerakan “hijau” lainnya, seperti mulai mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Walaupun terkesan sepele, namun dampak yang ditimbulkan dari gerakan “hijau” semacam ini tentulah tidak kecil. Semakin banyak orang yang teracuni pikirannya oleh gerakan hijau tersebut, maka semakin besar pula jumlah pasukan garda depan yang akan memerangi bahaya polusi untuk masa yang akan datang.