Bandara Supadio di Kota Pontianak, Kalimantan Barat punya peran strategis bagi penerbangan sipil dan militer. Di bawah manajamen PT Angkasa Pura II (Persero), Supadio adalah Bandara Internasional, sementara menggunakan landas pacu (runway) yang sama, Supadio juga berperan sebagai Lanud (Pangkalan Udara) bagi jet-jet tempur TNI AU.
Didorong tren peningkatan trafik transportasi udara, mendorong BUMN PT Angkasa Pura II untuk membangun runway kedua di Bandara Supadio. Dilansir dari angkasapura2.co.id, runway kedua ini paling cepat pembangunannya akan dimulai pada akhir tahun ini dan paling lambat awal 2018 mendatang. Dalam pembangunan runway kedua, AP II berharap akan selesai tahun 2020.
Investasi pembangunan runway kedua mencapai sekitar Rp2 triliun dengan rencana dimensi 3.000 x 60 meter. Dengan dimensi yang besar ini, landasan dapat mengakomodir lalu lintas pesawat kecil hingga berbadan lebar atau widebody sekelas Boeing 777. Runway eksisting saat ini memiliki dimensi 2.240 x 45 meter dan akan dikembangkan menjadi 2.600 x 45 meter yang akan berfungsi sebagai paralel taxiway.
Adanya pengembangan runway eksisting dan pembangunan runway kedua, dipercaya dapat meningkatkan pelayanan hingga 51.772 penerbangan per tahun atau meningkat secara drastis dari saat ini 24.790 penerbangan per tahun. Tak hanya untuk pengembangan pariwisata dan perekonomian, pembangunan runway kedua juga mendukung kelancaran operasional penerbangan militer. Sebab, bandara Supadio berstatus enclave militer atau pangkalan udara sipil yang juga digunakan untuk penerbangan militer. Sebagai informasi, di bawah manajemen TNI AU, Bandara ini menjadi home base yang menaungi Skadron Udara 1 dan Skadron Udara 51.
“Potensi perekonomian dan pariwisata di Kalimantan Barat khususnya Pontianak sangat besar sehingga Bandara Internasional Supadio berkewajiban untuk mendukung pemerintah maupun masyarakat untuk dapat meraih peluang tersebut demi kemajuan Provinsi Kalbar. Pembangunan terminal baru Bandara Internasional Supadio dan runway kedua ini merupakan wujud komitmen AP II turut mendukung kemajuan perekonomian dan pariwisata di Kalimantan Barat,” ujar President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin.
Ia menambahkan, nantinya AP II akan berkerjasama dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan frekuensi penerbangan di bandara Supadio semakin banyak rute domestik dan internasional yang beragam seiring adanya runway kedua di tahun 2020 mendatang.
Saat ini, bandara Supadio beroperasi dengan terminal baru yang mampu menampung 3,8 juta penumpang per tahun. Nantinya, terminal ini akan dikembangkan hingga mampu menampung 5,5 juta penumpang per tahun dan beroperasi Juni 2017 ini.
Selain runway dan terminal, AP II akan memperluas apron bandara menjadi 75.600 m2 dari 47.200 m2 di tahun ini. Tahun 2016 lalu, pergerakan penumpang domestik dan internasional di bandara Supadio tercatat 3,18 juta penumpang dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya 2,71 juta penumpang. Tahun ini, diperkirakan pergerakan penumpang domestik dan internasional meningkat hingga 3,42 juta penumpang dan kargo ekspor-impor sebanyak 15,77 juta ton. Bandara Supadio saat ini penerbangannya dilayani hampir semua maskapai besar di Indonesia dan maskapai perintis.