Pesawat Boeing 737 Scoot Airline dari Singapura menuju Hat Yai, Thailand mau tak mau harus kembali ke Bandara Internasional Changi pada Kamis, (5/4/2018) sore hari. Apalagi saat akan kembali ke Changi ternyata ada dua pesawat jet tempur milik Republic Singapore Air Force (RSAF) F-15SG terbang di samping pesawat yang baru meninggalkan Singapura pukul 13.20.
Baca juga: Dibawah Pengaruh Narkotika, Penumpang Mabuk Sukses Hadirkan Jet Tempur F-22 Raptor
Penumpang yang melihat hal tersebut dari jendela pesawat tidak panik bahkan suasana di kabin tenang seperti tak terjadi apa-apa. Pesawat Scoot tersebut membawa 173 penumpang dan enam orang awak kabin.
KabarPenumpang.com melansir dari laman straitstimes.com (6/4/2018), bahwa kejadian ini tidak diberitahukan kepada penumpang. Salah seorang penumpang yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, penumpang di dalam bingung tapi tak khawatir dan tidak mengetahui jika ada pesawat jet menjadi salah satu langkah keamanan ancaman bom yang dibuat oleh salah seorang penumpang.
“Awak kabin tak memberi jawaban ketika di tanya apa yang terjadi,” ujar penumpang tesebut.
Penumpang tersebut awalnya berpikir ada kesalahan pada radio pilot yang menyebabkan kehilangan kontak dengan kontrol udara atau pilot tanpa sadar salah melalui jalur penerbangan. Namun ternyata adanya hal tersebut karena ada seorang penumpang pria pesawat TR634 tersebut yang mengatakan kepada awak kabin ada bom di dalam tas tangannya.
Saat akan mendarat pilot mengatakan, “Kami akan segera mendarat di tujuan,” ujar penumpang tersebut mengikuti pilot.
Dia mengatakan, tahu kembali ke Singapura setelah melihat Batam dari jendela pesawat dan jet tempur Singapura yang hanya bisa terbang di wilayah udara negara tersebut.
“Kami berada di landasan, tapi pilot tak mengatakan apapun. Kami juga tidak boleh berpindah atau bergerak meski hanya ke toilet. Jadi semua penumpang harus duduk,” kata penumpang tersebut.
Tak lama, petugas keamanan masuk ke dalam pesawat dan seorang pria 41 tahun yang diyakini sebagai warga Singapura bersama kedua temannya kemudian ditahan saat pesawat kembali ke Changi dan mendarat pukul 14.23. Pria tersebut diamankan karena membuat klaim palsu bahwa tindakan teroris telah sedang atau akan dilakukan.
Jika ditemukan bersalah, maka akan dihukum penjara paling lama sepuluh tahun dan denda yang harus dibayar tak lebih dari S$500 ribu. Menurut pihak kepolisian, tersangka mengatakan kepada awak kabin membawa bom di bagasi kompartemennya.
Karena adanya hal tersebut, awak kabin melapor kepada pilot dan pilot diam-diam mengatakan kepada menara kontrol tentang hal tersebut serta memutuskan kembali ke Singapura. Saat sampai di Changi, pihak kemanan langsung mencari dan memeriksa kompartemen atas milik tersangka dan dua temannya.
Sayangnya tidak ditemukan sama sekali bom yang dikatakan tersangka tersebut. “Awak kabin ingin memindahkan tasnya, tetapi dia mengatakan tidak karena ada bom di tas itu,” ujar penumpang yang menolak disebutkan namanya tersebut.
Baca juga: Rajai Pasar Low Cost Carrier, Tigerair Kini Satu Naungan Dengan Scoot
Atas kejadian ini, penerbangan tertunda 5,5 jam secara keseluruhan dan berangkat kembali pada 18.30 pada hari yang sama setelah pesawat dinyatakan aman. Penumpang kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Hat Yai dan Scoot menawarkan kepada semua penumpang voucer penerbangan S$50 karena keterlambatan yang dialami penumpang.